Mohon tunggu...
Syafiqah andryana
Syafiqah andryana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Sosial Emosional Itu?

21 September 2021   22:13 Diperbarui: 21 September 2021   22:36 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENGANTAR STUDI PERKEMBANGAN SOSEM AUD

Sosialisasi merupakan proses belajar untuk menjadi makhluk sosial. Perkembangan sosial ini juga terdapat istilah individu yang introvert dan extrovert. Introvet merupakan kecenderungan seseorang untuk mearik diri dari lingkungan sosialnya. Sedangkan extrovert kecenderungan seseorang untuk mengarahkan perhatian ke luar dirinya. 

Pada perkembangannya berdasarkan ketiga tahap proses sosial ini, individu akan terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok individu sosial dan ndividu nonsosial. 

Jika kita berbicara tentang emosi maka setiap orang akan mengatakan bahwa ia pernah merasakannya. Namun setiap orang akn bereaksi terhadap keberadaanya. 

Setiap orang hidup sangat kaya akan pengalaman emosional. Ekspresi emosi akan kita kenali pada setiap jenjangusia mulai dari bayi hingga orang dewasa, baik laki-laki atau perempuan.

A.Pengertian Emosi

Emosi adalah  suatu perasaan yang kadang kesal dan marah . Contohnya perasaan bila senang adalah ada seorang anak tertawa kegirangan Ketika ayahnya melambungkan tubuhnya ke udara sedangan bila anak yang perasaan tidak senang adalah seorang anak yang berusia satu tahun sedang menangis karena mainannya direbut oleh kakaknya

B.Fungsi Emosi

Fungsi ini yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1.Merupakan bentuk interaksi hingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya kepada orang tuanya atau orang lain. Berikut ini contohnya, anak dapat merasakan sakit atau marah biasanya mengekspresikan emosinya dengan menangis. Menagis adalah suatu bentuk interaksi anak dengan lingkungannya pada saat ia belum mempunyai kemampuan mengutarakan perasaannya dalam bentuk bahasa verbal.

2.Emosi juga berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya, berikut ini:

•Sikap anak yang emosi ditampilkan adalah sumber penilian lingkungan sosial terhadap dirinya. Penilaian lingkungan sosial ini akan menentukan cara lingkungan sosial memperlakukan seorang anak, sekaligus membentuk konsep diri anak berdasarkan perlakuan. Contohnya adalah ada seorang anak sering ketidaknyamanannya dengan menangis, lingkungan sosisalnya akan menilai ia sebagai anak yang “ menangis”. Anak akan diperlukan sesuai dengan penilaiannya tersebut

•Emosi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat mempengaruhi komunikasi sosial anka melalui reaksi-reaksi yang ditampilkan lingkungannya. Bila anak melemparkan mainanya saat marah, reaksi yang muncul dari lingkungannya adalah kurang menyukai atau menolaknya. sikap yang kurang bahagia ini, membuat anak memperbaiki sikap emosinya agar mudah dapat diterima di lingkungan masyarakatnya.

•Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan. Sikap emosi anak yang ditampilkan dapat menentukan iklim psikologis lingkungan. Maknanya adalah apabila ada seorang anak yang marah dalam suatu kelompok maka dapat mempengaruhi kondisi psikologis lingkungannya saat ini, contohnya permainan menjadi tidak menyenangkan, timbul pertengkaran atau malah bubar.

•Sikap yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan, maknanya adalah seorang anak yang sopan dan lingkungan pun menyukainya.

•Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau megganggu aktivitas motorik dan mental anak. Ada seorag anak yang juga mengalai stress atau ketakutan mengahadapi suatu situasi, dapat seorang anak akan menolak bermain finger painting ( melukis dengan jari tangan ) karena takut akan mengotori bajunya dan akan dimarahi orang tuanya. Kegiatan figer painting sangat baik untuk melatih motorik halus dan indra perabaannya. Tetapi, hambatan emosional (anak takut dimarahi orang tuanya) anak menjadi kehilangan keberanian untuk mencoba dan hilanglah kesempatan pengembangan dirinya.

C.Jenis emosi

1.Gembira

Setiap orang pada berbagai usia, mulai dari bayi hingga orang yang sudah tua mengenal perasaan yang menyenangkan. Pada umumnya perasaan gembira dan senang diekspresikan dengan tersenyum  atau tertawa. Dengan perasaan menyenangkan, seseorang dapat meresakan cinta dan kepercayaan diri. Perasaan gembira ini juga ada dalam aktivitas kreatif pada saat menemukan sesuatu, mencapai kemenangan ataupun kegiatan reduksi stress (Izard dalam Stewart).

2.Marah

Marah adalah sifat yang sering dilakukan banyak anak, aslinya anak boleh marah tetapi jangan keseringan agar anak itu tidak bersifat pemarah. Marah ke orang lain itu juga berbuatan yang jelek dan tidak boleh ditiru.

3.Takut

Takut adalah bentuk emosi yang menunjukkan adanya bahaya. Perasaan takut ditandai oleh fisiologis, seperti mata melebar, berhati-hati bergerak, badan gemetar, menangis, bersembunyi, melarikan diri atau berlindung di belakang punggung orang lain. Contohnya anak ingin imunisasi takut jarum suntik, anak akan menangis dan ketakutan.

4.Sedih

Perasaan yang sedih pada saat berpisah dari orang lainnya, terutama berpisah dengan orang-orang yang dicintanya. Contohnya anak yang masih belum bisa di tinggal sendiri di sekolah orang tua harus tetap disekolah dan menunggu anaknya pulang sekolah

Kita dapat merasakan emosi-emosi ini dengan kuat dan dapat diperlihatkan dalam berbagai tampilan fisik, misalnya merasa Bahagia maka kita dapat teratwa keras dan lepas atau jika merasa takut maka kita akan berteriak. 

Kita tidak perlu terkejut bila mendengar anak yang teriak dan marah di supermarket karena tidak mendapatkan mainan yang diinginkannya, tetapi kita harus kaget apabila mendengar orang dewasa yang melakukannya.

Emosi ini memang dipengaruhi oleh lingkungannya. 

Suatu lingkungan yang menolak dan melarang anggotanya tertawa hingga menggaggu orang lain. Di dalam keseharian kita juga terkadang memilih dalam mengekspresikan emosi agar tidak menyakiti perasaan orang lain. Sikap sosial juga mengajari kita untuk memilih jenis emosi mana yang dapat ditunjukkan dan dibicarakan dan eosi mana yang tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun