Mohon tunggu...
Syafiudin
Syafiudin Mohon Tunggu... Editor - Blogger Indonesia

Strukturpola

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Langkah Menuju Gerbang Jalan Kebenaran Oleh Agus Ngawi

8 Juli 2019   20:38 Diperbarui: 8 Juli 2019   20:41 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"YA,MEMANG BEGITULAH KENYATAAN YG TERUUUUUSS SAJA TERJADI SELAMA INI"

Dan agar lebih jelasnya lagi KEANEHAN yg selama ini teruuuuus terjadi...
Baik angkat lagi misal ... dan misalnya begini:
Ibarat anda mengatakan kepada anak anda yg masih kecil begini:
"Nak,sehabis bulan maret itu bulan april",.
Tiba-tiba ada orang ramai-ramai berkata begini (di tujukan kepada anak anda)
"Hai,jangan percayai bapakmi itu,sebab bapakmu miskin,tau apa dia ... ngurusin kamu saja nggak pecus!"

Kalau tidak begitu maka orang ramai-ramai berkata begini:
"Hai,bohong bapakmu itu,omong kosong , ...jangan percayai omongan bapakmu itu,bapakmu itu tidak bisa apa-apa!"

KEANEHAN-KEANEHAN seperti itulah yg sesungguhnya selama ini teruuuuus terjadi di tengah-tengah hidup dan kehidupan manusia,.
Tentu saja akibatnya tragedi demi tragedi teruuus saja terjadi dan nematikan kesadaran fikiran ,juga mematikan hati nursni manusia.
Benar-benar KEANEHAN seperti itu telah menutup hampir seluruh jagad kesadaran manusia,...
Tetapi karena permasalahanya langsung berhubungan dengan MASALAH KEBENARAN...tentu yg demikian jelas-jelas tragedi yg sangat mengerikan buat manusia,...
SINGKAT SAJA,,...
Sebut saja di sini bahwa manusia telah terjangkit penyakit hati yg luar biasa aneh didalam hal menangkap dan menerima keterangan mengenai kebenaran,...
Padahal benar tidaknya suatu masalah itu bisa manusia menilainya dengan akal fikiranya sendiri-sendiri yg memang sudah tersedia di tempurung kepalanya.
TETAPI NYATANYA SANGAT ANEH,...yakni di dalam hal menangkap kebenaran  ...manusia membuat syarat-syarat sendiri-sendiri ,... seperti:
Kalau tidak begini ... TIDAK..
Kalau tidak dari si dia ....TIDAK..
*Kalau dari dia .... AKU TIDAK SUDI *dan sebagainya dan sebagainya.

SEKALI LAGI,, ...
Padahal yg namanya kebenaran tetap saja selama-lamanya tidak akan berubah menjadi kesalahan sekalipun yg mengucapkan Presiden atau pengemis tepi jalan.

"BENAR ADALAH BENAR DAN SALAH ADALAH SALAH BUKANLAH HUKUM KONTEMPORER YANG BISA SAJA SEWAKTU-WAKTU DI KOTAK-KATIK SEKENA-KENANYA"

DAN TERUS SEKALI LAGI....
KEBENARAN adalah kata PASTI yg sehingga tak mungkin manusia membantah,....dan pada yg demikian itu akal fikiran manusia bisa jelas-jelas mengerti.
Tetapi entah apa yg terjadi...
Nyatanya kegetiran ini harus teruuuus saja terjadi .. . terus berjalan sepanjang taun sepanjang abad sepanjang zaman ...
Mari berfikir !!!...

SEKALI LAGI KU KATAKAN DAN TAK PERNAH BOSAN AKU KATAN BAHWA:
"YANG NAMANYA KEBENARAN ITU DI UCAPKAN SIAPAPUN TETAP SAJA "BENAR",SEBAB KEBENARAN ITU ILMU PASTI....DAN "KEBENARAN ITU UNTUK SEMUA MANUSIA ...TIDAK PEDULI APAPUN PANGKAT DERAJAT MANUSIANYA"

(Nanti d buktikan).

Dan sekarang kita ketahui dulu mengenai "WABAH PEMBANTAH" itu...
DAN SELENGKAP-LENGKAPNYA KEANEHAN-KEANEHAN ITU BEGINI:
1. Manusia itu aneh ....sebab begini:
"Kalau mereks mendengar fatwa mengenai KEBENARAN dari orang miskin,mereka berkata begini:
"Dia itu siapa sih kok bicara begitu..hidupnya sendiri saja awut-awutan tak pantas di lihat orang ....rumahnya brantakan,istrinya sering berhutang kemana-mana ,kok nggak tau diri sih dia itu?!
(dan kalimat yg senada semakna dengan kalimat itu).

TENTU BISA D KOMENTARI BEGINI:
LHO!,..HUBUNGANNYA APA ?
HUBUNGAN ANTARA KEMISKINAN YG DI SANDANG
DENGAN FATWANYA ITU APA, . . .PADAHAL DIA ITU MENYAMPAIKAN KEBENARAN,KENAPA DI URUS MISKIN KAYANYA,?!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun