Mohon tunggu...
Syafiudin
Syafiudin Mohon Tunggu... Editor - Blogger Indonesia

Strukturpola

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Langkah Menuju Gerbang Jalan Kebenaran Oleh Agus Ngawi

8 Juli 2019   20:38 Diperbarui: 8 Juli 2019   20:41 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang demikian itu yg sehingga kita benar-benar bisa faham bahwa "KEBENARAN" itu sesungguhnya memang kata "KEPASTIAN"...
Artinya"KEPASTIAN" disini adalah:
"KEBENARAN" itu pasti bisa diterima akal sehat ,Bahkan di dalam kesemestaan HUKUM KEPASTIANNYA...
maka sesungguhnya "KEBENARAN" itu adalah suatu hal yg akal sehat tak mungkin bisa mengungkiri apalagi menolaknya.

SARAT-SARATNYA ADALAH...
Asal kita mau menggunakan fikiran secara jujur saja apa adanya ,juga mau menggunakan hati nurani secara jernih-jernih saja apa adanya saja,sukur- sukur kita mau menpelajari masalah kebenaran dari tingkat yg paling dasar....
Mau belajar dari titik nol...
BENAR-BENAR MULAI DARI TITIK NOL.

YANG DEMIKIAN ITU YANG SEHINGGA KITA BISA MENDAPATI BAHWA "KEBENARAN" itu memang seperti bunyi kalimat-kalimat berikut ini:
1.SATU DI TAMBAH SATU SAMA DENGAN DUA.
2.SEHABIS HARI SENIN ADALAH SELASA.
3.HABIS BULAN MARET ADALAH BULAN APRIL.
4.YANG MELAHIRKAN AKU ADALAH IBU KANDUNGKU.

Maksudnya begini"
Kalimat-kalimat seperti itu jelas-jelas pasti akal sehat bisa menerimanya ...
Dan tentu saja kalimat-kalimat seperti itu jelas tidak mungkin akal sehat bisa membantahnya....

Mari kita belajar,,.......

"KEBENARAN" itu seperti kalimat-kalimat itu .. .
Tentu pada yg demikian itu , akirnya mau di ucapkan kapan saja dan di ucapkan siapa saja,...tetap saja kalimat-kalimat seperti itu ,..."BENAR" adanya.
Maksudnya begini :
Mau d ucapkan pagi,sore,malam,bulan yg lalu,bulan depan,taun depan tetap saja kedudukanya tidak akan berubah,yakni tetap saja "BENAR".
Begitu juga mau d ucapkan Rajs,Presiden,Mentri atau rakyat biasa,bahkan di ucapkan pengemis ,glandangan,tetap saja kalimat-kalimat itu tidak akan berubah menjadi "SALAH"...yakni tetap saja "BENAR".

Maksudnya begini:
Kalinat-kalimat seperti itu tidak kemudian bisa di katakan kalau d ucapkan pagi maka "BENAR"tetapi kalau sore hari di salahkan.

Begitu juga:
Kalimat-kalimat seperti itu bukan kemudian bisa dikatakan ,Kalau yg mengucapkan presiden naka "BENAR"tetapi kalau yg mengucapkan pengemis "Disalahkan"...
Begitulah semestinya....dan memang "KEBENARAN" itu seperti itu hukum keadaannya..
SEKAKI LAGI aku TULISKAN:
Kebenaran itu seperti kalimat itu ... dan tiap-tiap manusia bisa menangkapnya sendiri-sendiri dengan fikirannya sendiri-sendiri.

HANYA SAJA ADA YG SEDIKIT HAL ATAU KEJADIAN-KEJADIAN YG HARUS BENAR-BENAT DI FAHAMI  .. . KHUSUSNYA MENGENAI MASALAH YG BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN MASALAH KEBENARAN INI:... YAKNI BEGINI:
......sesungguhnya selama ini telah terjadi "KEANEHAN-KEANEHAN" dari sikap-sikap manusia berkenaan dengan cara-caranya nenangkap kebrnaran"...

BEGINI:
Didalam menangkap keterangan mengenai KEBENARAN ,keadaan manusia seperti pelawak atau dagelan...yakni ... kalau yg mengucapkan orang yg di senangi atau di kagumi bisa membenarkan... tetapi sebaliknya ... kalauyg mengucapkan orang yg tidak di senangi ... di salahkan.
Lebih jelasnya begini:
"Ibarat anda mengucapkan kalimat yg berbunyi:
SEHABIS HARI SENIN ADALAH SELASA...maka kalau kalinat yg anda ucapkan itu di dengar oleh manusia-manusia yg tidak membenci anda ...mereka "membenarkan kata-kata anda itu"... tetapi... kalau kalimat yg anda ucapkan itu di dengar oleh nanusia-manusia yg menbenci anda ... mereka "menyalahkan"

"KOK BEGITU???!!!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun