Kalau sudah seperti ini, artinya pembangunan sungai tanpa di analisa. Akibatnya kami petani yang dirugikan, hasil panen tidak normal, ikan setiap tahun didapat dari Lebung sebagai sumber pendapatan, lenyap.
Kami petani disepanjang irigasi peninggalan Belanda, minta Pemerintah Kabupaten atau Provinsi turun melihat kondisi lahan.
Kami bukan minta sungai yang dibuat tersebut diuruk untuk ditimbun, tapi tolong buatkan tanggul penahan air.
Gunanya bila banjir mulai surut, tanggul itu ditutup, agar air yang menggenangi rawa-rawa tidak terkuras habis.
Dengan tanggul itu, kami Haqul yakin, sawah yang selama 6 tahun gagal panen, ikan di Lebung lenyap, akibat kesulitan air tidak akan terjadi lagi.
Sebab petaka yang mendera persawahan diwilayah ini kekurangan air, karena air sawah ikut tersedot genangan air tawa-rawa yang hanyut kebagian hilir sungai buatan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H