Pendahuluan
Pada tahun 2019 tepatnya bulan Desember, dunia digemparkan dengan hadirnya pandemi global atau biasa dikenal dengan Corona Virus Disease (Covid-19). Adanya pandemi ini, memberikan dampak pada segala bidang, mulai dari kesehatan, sosial, ekonomi, pendidikan, dll.Â
Dampak pendidikan seperti pembelajaran daring menjadi permasalahan yang signifikan. Contohnya : yang tadinya kegiatan belajar mengajar diadakan langsung tetapi dengan adanya pandemi mengharuskan  pembelajaran dilakukan dirumah (online) yang membuat para siswa bosan dan jenuh.
Penetapan kebijakan baru pada pandemi ini ditetapkan agar memutus rantai penyebaran virus Covid. Hal ini membuat tidak sedikit guru dan para murid merasakan kesulitan dalam pembelajaran daring, bagi murid-murid yang tinggal di daerah terpencil tidak mudah bagi mereka menghadapi sistem pembelajaran daring ini, tidak jarang mereka terhalang sinyal dan kuota yang minim. Selain itu peran orang tua juga diperlukan selama masa pembelajaran daring ini yang belum bisa ditentukan sampai kapan.Â
Orang tua diharapkan mendampingi anak-anak mereka selama belajar dari rumah. Namun, tidak semua orang tua bisa melakukan hal tersebut, banyak pula orang tua yang tidak dapat mendampingi anak-anak mereka karena bekerja.
Belum lagi jika ada sebagian orang tua yang masih tidak paham teknologi, tentunya akan sulit untuk membantu kegiatan belajar mengajar anak.Â
Kendala lainnya yaitu sistem pembelajaran daring ada murid yang terkendala sinyal dan menyebabkan lambatnya ketika mengakses informasi. Murid terkadang terlambat mengakses informasi karena sinyal yang kurang bagus. Akibatnya, murid bisa terlambat ketika mengumpulkan tugas yang diberikan gurunya.Â
Penerapan pembelajaran daring ini membuat pendidik/guru merevisi mengenai model dan metode pembelajaran yang akan digunakan.Â
Model pembelajaran yang dibuat guru harus disesuaikan dengan masa pandemi ini. Jika struktur dan fungsi yang ada pada personil sekolah (kepala sekolah, guru, staff, juga murid) menyesuaikan dengan adanya pandemi ini tentunya akan menciptakan struktur sosial yang baik dan seimbang walau di masa pandemi ini.
PembahasanÂ
Perspektif Struktural Fungsionalisme dalam Melihat Pembelajaran Daring
Teori Struktural Fungsional atau dikenal teori fungsionalisme dan fungsionalisme struktural, teori ini menekankan pada keteraturan. Teori ini melihat masyarakat sebagai sistem sosial (social system) yang isinya bagian-bagian yang terkait dan menyatu dalam keseimbangan. Struktural fungsional berasumsi bahwa jika ada struktur maupun tatanan didalam sistem sosial akan berfungsi juga pada yang lain, sehingga bila tidak fungsional, maka struktur ini akan hilang sendirinya.
Perspektif struktural fungsional mengutamakan keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Asumsi dasarnya bahwa setiap struktur dalam sistem sosial itu fungsional terhadap yang lain, apabila tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya. . Teori ini beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional bagi masyarakat. Jika nanti terjadi konflik, penganut teori ini memusatkan perhatiannya kepada begaimana cara menyelesaikan masalah sehingga masyarakat tetap dalam keseimbangan.
Dikemukakan Talcott Parsons dalam pengertian Sosiologi Pendidikan, bahwa struktur dalam masyarakat mempunyai keterkaitan atau hubungan satu dengan yang lain. Pendidikan khususnya, tidak bisa dipisahkan dengan struktur yang terbentuk oleh pendidikan itu sendiri. Demikian pula, pendidikan merupakan alat untuk mengembangkan kesadaran diri sendiri dan kesadaran sosial (Wahyu, 2006:1).
Jika melihat situasi pandemi pada saat ini, adanya struktural fungsional sangat berkaitan dengan pendidikan di masa pandemi, seperti mengedepankan mutu dan kualitas pengajaran terhadap murid dengan metode pendidikan yang sesuai dengan keadaan pandemi seperti ini. Pengembangan sumber daya manusia di sekolah juga diperlukan agar kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik di kondisi pandemi, seperti guru yang diberikan briefing sebelum melakukan pengajaran agar kondisi kelas meskipun online tetap terlaksana dengan baik dan teratur.
Tidak hanya guru, para personil di sekolah juga di berikan arahan seperti bagaimana mengedepankan pengembangan IPTEK, karena pembelajaran daring seperti ini mengharuskan para personil di sekolah (kepala sekolah, staff, guru, bahkan siswa) untuk paham teknologi. Penggunaan aplikasi pembelajaran daring seperti zoom, google meet, google classroom, dll awalnya terasa asing, tetapi karena pembelajaran tatap muka belum bisa dilaksanakan maka tatap maya solusi agar pengajaran tetap bisa dilaksanakan.
Adanya komunikasi antara guru dan orang tua murid yang intensif untuk memantau dan mendukung siswa belajar dari rumah. Arahan orang tua ini sangat penting. Apabila tidak ada arahan dan bimbingan orang tua, maka siswa ditakutkan sulit menerima pelajaran dan arahan dari gurunya.
Jadi, praktek teori struktural-fungsional dalam pembelajaran daring akan  mengedepankan integrasi, maka tanggung jawab dan peran masing-masing pihak yaitu murid, orang tua murid , guru, dan terutama sekolah harus selalu menjadi prioritas dalam rangka membangun integrasi solid di sekolah terutama yang erat kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan.
Penutup
KesimpulanÂ
Pendidikan dalam teori ini dapat diartikan bahwa setiap strukturisasi jika berfungsi sesuai dengan stratifikasi yang diperankan maka akan membentuk lembaga-lembaga yang paradigmatis untuk mendidik para murid. Struktural fungsional menilai sekolah sebagai kesatuan sistem dimana disana terdapat bagian-bagian yang dibedakan dengan fungsi dan perannya masing-masing. Sebagai sebuah sistem, fungsi dari masing-masing bagian sekolah untuk mewujudkan tatanan menjadi seimbang. Bagian ini saling berkaitan satu dengan yang lain dan fungsional, sehingga apabila ada yang tidak berfungsi akan merusak keseimbangan sistem.
Dalam dunia pendidikan, teori struktural fungsional memandang sekolah sebagai arena mewujudkan keteraturan sosial. Apabila ada salah satu yang tidak berfungsi secara maskimal, maka kualitas pembelajaran tidak akan maksimal. Hal ini berkaitan dengan pembelajaran di era pandemi ini, keterkaitan serta hubungan yang baik antara pihak sekolah, murid, guru, orang tua murid sangat berpengaruh untuk mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang kondusif dan tidak membosankan.
Saran
Untuk mencapai keseimbangan pembelajaran daring yang baik diatas harus ada komunikasi dan kerja sama yang baik antara pihak sekolah, guru, murid, dan orang tua murid dalam melaksanakan dan mendampingi murid dalam kegiatan belajar-mengajar.
Referensi:
Sari, Dian Rinanta dan Achmad Siswanto. 2021. Sosiologi Pendidikan. Â Jakarta: Â Laboratorium Pendidikan Sosiologi UNJ.
Jones, Pip, dkk. 2011. Introducing Social Theory. Inggris: Polity Press. Telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Achmad Fedyani Saifuddin dengan judul Pengantar Teori-Teori Sosial. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016.
Setianto, A. Y., Chamidah, D., Kato, I., Siregar, R. T., Purba, P. B., Khalik, M. F., ... & Purba, S. (2021). Sosiologi Pendidikan. Yayasan Kita Menulis.
Maunah, B. (2016). Pendidikan dalam perspektif struktural fungsional. Cendekia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 10(2), 159-178.
Sidi, P. (2014). Krisis karakter dalam perspektif teori struktural fungsional. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2(1).
Janah, W. A., Abbas, E. W., & Mutiani, M. (2020). The Contribution of Leadership Value of Nadjmi Adhani as a Learning Resources on Social Studies. The Innovation of Social Studies Journal, 1(2), 188-196.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI