Mohon tunggu...
Syadira Putri Hamdani
Syadira Putri Hamdani Mohon Tunggu... Lainnya - hallo there !

a student majoring in civil engineering :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sobat

8 Februari 2021   13:00 Diperbarui: 18 Februari 2021   07:38 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Rina! Besok ulang tahun mu kan? Dan kamu mengundang kami untuk kerumah mu ya? Ayo teman-teman besok kita ke rumah Rina!" Ucap Erik setengah berteriak agar satu kelas mendengar. Dan tak bisa dipercaya, Rina hanya menunduk dan diam tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Erik menghela nafas melihat itu, begitupun kami.

     Hari itu sangat canggung, Rina menjadi semakin jauh, dia bahkan tidak menjawab orang yang bertanya padanya. Kita menjadi semakin kesal, karena kenapa Rina menyembunyikan masalahnya, menyembunyikan perasaannya pada kita teman-temannya. Sudah seharusnya sebagai teman kita saling membantu dan selalu ada dalam suka maupun duka.


     Keesokan harinya, atau hari dimana Rina berulang tahun. Kami datang pagi-pagi sekali untuk menyambut Rina, menyanyikan lagu ulang tahun untuknya, membawakan kue ulang tahun sederhana, beberapa kado untuknya, kejutan kecil dari kami untuk dia. Tapi Rina tak kunjung datang. Rina tak menampakkan hidungnya didepan kami. Erik yang gemas dan tidak sabar akan datangnya Rina hampir marah-marah karenanya.

"Rina kemana sih?! Dari jam 6 pagi kita kesini dan siap-siap, sekarang sudah jam 8 dan lima belas menit lagi bel masuk dia belum datang juga." Protes Erik.

"Sabar Erik, mungkin masih dijalan, jalan kan macet tadi." Ucap Mika menenangkan Erik. Tapi bahkan setelah bel masuk pun Rina tak kunjung datang. Kami dengan sedikit kesal, bingung dan heran bercampur aduk saat itu, hanya bisa terdiam. Lalu Erik sang pemilik ide, memberi isyarat pada kami agar pulang sekolah memberi sedikit kejutan.

      Lalu saat pulang sekolah pun kami bergegas menuju rumah Rina, dengan membawa persiapan seperti tadi pagi. Saat kami telah sampai dirumahnya, ternyata pemiliknya bukan keluarga Rina lagi, melainkan keluarga lain. Lalu kami pun menanyakan dimana keluarga Rina sekarang tinggal.

"Di ujung gang itu ya adik-adik." Jawab pemilik rumah tersebut.

     Lalu kami bergegas menuju ke rumah yang dimaksud, yang merupakan rumah Rina sekarang. Kami turun dari motor dan membawa persiapan kejutan. Kami hanya melihat 3 rumah yang ada di lahan tersebut, belakangnya masih kebun dan banyak pepohonan. Lalu kami menanyakan kepada salah satu penghuni rumah yang ada disitu dimana letak rumah Rina Anggraini.

"Ini rumahnya dibelakang saya." Kami berterima kasih pada ibu itu dan berjalan menuju rumah Rina. Kami terkejut bukan main karena Rina sekarang tinggal di tempat seperti ini. Dulu dia tinggal dirumah yang cukup mewah, dan rumahnya hampir mirip dengan ku, beberapa fasilitas pun dia dapatkan. Tapi melihat sekarang rumah ini sedikit kusam, beberapa cat terlihat memudar dan terkelupas, tidak ada loteng maupun balkon, gentengnya pun sudah tidak karuan. Bagaikan bumi dan langit rumah Rina yang sekarang dan dulu.
Kami mengucapkan salam, tapi belum ada yang membuka pintu. Kami terdiam sebentar, lalu...

"Assalamualaikum, Rina! Apa kamu ada di dalam?" Tanya ku memastikan.

     Tak lama, pintu terbuka dan terlihat ibu Rina yang terduduk di kursi roda. Perih hati ku mengetahui bahwa Rina dan ibunya jadi seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun