Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA IPB
K1_Kelompok 20
Penulis:Â
Syabilla Aulia Rahman (G8401221101), Fendi Hendriawan (H1401221040), Aqil Taqiyuddin (H3401211057), Fatiya Cahya Maulida (H4401201105)
Dosen Pengampu:
Dr. Megawati Simanjuntak, S.P., M.Si
Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si
Berdasarkan data statistik PBB 2020, lebih dari 149 juta (22%) balita di seluruh dunia mengalami stunting, 6,3 juta merupakan anak usia dini atau balita stunting adalah balita Indonesia. Stunting disebabkan anak kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat kehamilan, dan sanitasi yang buruk. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan menyediakan layanan kesehatan telemedicine. Pada tahun 2012, Kemenkes mulai meningkatkan penggunaan dan kualitas telemedicine di Indonesia.Â
Telemedicine memiliki makna yaitu layanan kesehatan dengan menggunakan teknologi berupa aplikasi atau website dapat diakses melalui smartphone sehingga memudahkan pasien untuk berkonsultasi penyakit yang sedang dirasakan dan memudahkan dokter untuk mendiagnosis penyakit yang dialami oleh pasien secara jarak jauh. Penggunaan telemedicine dapat menghemat waktu karena tidak perlu waktu lama untuk menunggu antrian dan alokasi waktu juga lebih fleksibel karena dapat diakses kapan saja baik untuk pasien maupun dokter.
Di samping itu, pengelolaan sumber daya keluarga merupakan salah satu tantangan bagi individu dan  keluarga dalam menemukan cara terbaik untuk memenuhi harapan dan aspirasinya dengan sumber daya yang terbatas.Â
Dalam manajemen sumber daya keluarga, individu dan keluarga perlu belajar untuk membuat keputusan, merencanakan, dan berperilaku untuk memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan tanggung jawab mereka dalam masyarakat yang kompleks. Siklus hidup keluarga mencakup semua tahapan yang dilalui  beberapa keluarga dalam kehidupan. Tahap ini juga bersifat progresif dan melibatkan perubahan komposisi inti keluarga dan  hubungan antar anggotanya.Â