Selamar pagi, siang, sore, dan malam sahabat kompasiana dimanapun berada....
Hidup bukan sekedar hidup hari ini, namun untuk esok...
Hidup bukan sekedar hidup untuk esok, namun untuk lusa...
Hidup bukan sekedar hidup untuk lusa...
Hidup untuk Hidup selamanya.
Tak dapat dipungkiri, kehidupan manusia kian hari kian mengganas. Seperti Kucing melihat Ikan, seperti Anjing melihat tulang. Nafsu yang kian hari kian tidak terkontrol. membuat bumi seakan menanggung dosa manusia. dosa akan pengetahuannya, sikapnya, dan perbuatanya terhadap lingkungan. Kemajuan zaman dibarengi dengan kemunduran zaman. seperti pedang bermata dua, tak dapat dipungkira akan melukai pengguna dan target.
Zaman yang maju membuat segala aktivitas mudah terlaksana sekaligus mudah menghancurkan bumi. penggunaan listrik secara boros mungkin bisa menjadi hal yang tidak asing kita dengar bahkan lihat. Bahkan mungkin kitapun menjadi aktor dalam kasus ini. Kebiasaan menyalakan lampu dalam terang, mencas hp yang tak digunakan, kipas angin yang menyala 2x24 jam merupakan contoh-contohnya.
Penggunaan kendaraan secara masif pun menyumbang dosa manusia kepada bumi. Penggunaan bahan bakar menjadi alasanya. penambangan bahan bakar yang terus menerus dilakukan dengan bantuan-bantuan alat berat, bantuan teknologi yang membutuhkan listrik, dan masi banyak lagi kegiatan-kegiatan yang seakan-akan tidak  terputus untuk menghancurkan bumi.
Sekarang muncul pertanyaan...
kalau begitu apakah kemajuan zaman itu tidak dapat kita nikmati?kenapa seakan-akan menjadi bomerang bagi manusia?mengapa kalau begitu ada teknologi-teknologi tersebut?apakah lebih baik kita kembali saja ke zaman batu,dimana kita hanya bergantung dengan alam?
semuah pertanyaan tersebut dapat diatasi dengan konsep "pengurangan"
yah pengurangan merupakan kunci dari pengapusan dosa manusai terhadap bumi. mengapa demikian? Kita tidak dapat membendung kemajuan zaman ini, kita tidak dapat menolaknya, kita tidak dapat mengusirnya, dan kita tidak dapat acuh tak acuh kepadanya. mereka merupakan anugrah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa, anugrah kepada kita untuk memanfaatkanya sebaik mungkin. Kita tidak dapat pungkiri hal tersebut. Maka dari itu pengurangan perlu dilakukan.
kurangi mengendarai kendaraan, jika dekat baiknya kita berjalan kaki
kurangi menyalakan lampu, matikan jika terang, dan hidupkan jika gelap.
Begitulah cara-cara sederhana kita sebagai manusia untuk menebus dosa terhadap bumi. Memintah maaflah kepadanya, dengan cara menyayanginya dengan menjaganya. Bumi sudah terlalu berat untuk menanggung ulah kita semuah. saatnya kita membayar ulah kita dengan berbuat baik padanya. cukup dimulai dari niat kemudian menjadi sikap dan berakhir menjadi tindakan nyata untuk menyelamatkan bumi.
konsep sustainable living merupakan konsep yang sangat menarik untuk kitab terapkan. Konsep yang mengajarkan kita untuk hiduo bukan sekedar hidup hari ini. hidup dimana kita dapat melihat cucu, cicit kita hidup dengan senyuman menghirup udara segar. hidup dengan suasana yang asri. "Menyelam sambil minum air" mungkin dapat menggambarkan konsep ini. kita melakukan 2 kegiatan sekaligus dalam 1 waktu. Semisal, kita ingin mengurang penggunaan kendaraan. Dengan berjalan kaki kita telah melakukan kegiatan melunasi hutang kepada bumi, sekaligus kita berolahrga, dimana kita akan melunasi hutang kita terhadap diri sendiri. Melakukan kegiatan menghemat dihari ini membuat hari esok akan menjadi lebih baik. satu tindakan kita akan merubah bumi.
Tidak ada yang dapat menjadi pengganti untuk melunasi hutang kita terhadap bumi. Masing-masing memiliki tanggung jawab secara moral untuk melunasinya sendiri. jangan biarkan bumi kita menderita lebih dari ini. kesadaran kita perlu menjadi stimulus dalam melakukannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H