Mohon tunggu...
Ahmad MursyabanAli
Ahmad MursyabanAli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Salah satu Alumni Mahasiswa Pertukaran angkatan 3 di Bandung

saya saban, membaca dan menulis menjadi pilihan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Sustainable Living: Hari Ini, Esok, dan Lusa

6 Februari 2024   00:00 Diperbarui: 6 Februari 2024   08:03 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Selamar pagi, siang, sore, dan malam sahabat kompasiana dimanapun berada....

Hidup bukan sekedar hidup hari ini, namun untuk esok...

Hidup bukan sekedar hidup untuk esok, namun untuk lusa...

Hidup bukan sekedar hidup untuk lusa...

Hidup untuk Hidup selamanya.

Tak dapat dipungkiri, kehidupan manusia kian hari kian mengganas. Seperti Kucing melihat Ikan, seperti Anjing melihat tulang. Nafsu yang kian hari kian tidak terkontrol. membuat bumi seakan menanggung dosa manusia. dosa akan pengetahuannya, sikapnya, dan perbuatanya terhadap lingkungan. Kemajuan zaman dibarengi dengan kemunduran zaman. seperti pedang bermata dua, tak dapat dipungkira akan melukai pengguna dan target.

Zaman yang maju membuat segala aktivitas mudah terlaksana sekaligus mudah menghancurkan bumi. penggunaan listrik secara boros mungkin bisa menjadi hal yang tidak asing kita dengar bahkan lihat. Bahkan mungkin kitapun menjadi aktor dalam kasus ini. Kebiasaan menyalakan lampu dalam terang, mencas hp yang tak digunakan, kipas angin yang menyala 2x24 jam merupakan contoh-contohnya.

Penggunaan kendaraan secara masif pun menyumbang dosa manusia kepada bumi. Penggunaan bahan bakar menjadi alasanya. penambangan bahan bakar yang terus menerus dilakukan dengan bantuan-bantuan alat berat, bantuan teknologi yang membutuhkan listrik, dan masi banyak lagi kegiatan-kegiatan yang seakan-akan tidak  terputus untuk menghancurkan bumi.

Sekarang muncul pertanyaan...

kalau begitu apakah kemajuan zaman itu tidak dapat kita nikmati?kenapa seakan-akan menjadi bomerang bagi manusia?mengapa kalau begitu ada teknologi-teknologi tersebut?apakah lebih baik kita kembali saja ke zaman batu,dimana kita hanya bergantung dengan alam?

semuah pertanyaan tersebut dapat diatasi dengan konsep "pengurangan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun