Cukup sulit bagi mereka untuk mencapai kata sepakat demi menjaga dawuh dari ibunda. Bila menggunakan istilah zaman sekarang, seorang laki-laki memperistri dua orang perempuan atau lebih satu disebut poligami, seorang perempuan yang bersuami lima orang laki-laki disebut poliandri.
Akhirnya Raden Arjuna mengusulkan, bahwa Yudistira saja sebagai anak sulung yang memperistri putri itu. Tentu saja dia menolak. Namun, atas desakan Bima maupun kedua adik kembar, Nakula dan Sadewa, akhirnya dia setuju menikahi Drupadi.
Namun berita bahwa hadiah lomba memanah itu diserahkan kepada mereka berlima sudah kadung tersebar oleh saudara-saudara mereka di istana kerajaan. Berita hoax ini disebarkan dan dibuat bahan candaan oleh Duryudana dan adik-adiknya. Meskipun mereka bersama-sama tinggal di istana kerajaan, perseteruan antara Yudistira dan Duryudana beserta adik-adik keduanya kerap kali terjadi.
Tancep Kayon
Raden Karna dengan Yudistira, Bima, dan Arjuna adalah saudara kandung lahir dari ibu yang sama, yaitu ibu Kunti. Ayah mereka adalah Prabu Pandu raja kerajaan Astina, namun oleh suatu sebab, beliau meninggal saat masih menjabat sebagai raja. Raja pun digantikan oleh kakaknya seorang tuna netra yakni Prabu Drestarastra dan mempunyai putra Duryudana dengan 99 orang adik-adiknya.
Raden Karna setia kepada Duryudana dan merasa hutang budi karena selalu dibela olehnya. Sementara Duryudana sering memanfaatkan Raden Karna untuk mengalahkan Yudistira dan adik-adiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H