Mohon tunggu...
Wisnu Pitara
Wisnu Pitara Mohon Tunggu... Guru - Sekadar membaca saja

Sekadar berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Raden Karna Bertemu Raden Arjuna

18 September 2024   11:02 Diperbarui: 18 September 2024   11:07 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun diwarnai perdebatan, termasuk protes oleh para siswa lain, di antaranya Bima dan Arjuna, namun raja tetap melangsungkan pengangkatan Karna sebagai seorang kesatria untuk mengisi kesatrian kosong Awangga. Sekretariat kerajaan pun menjadi cukup sibuk untuk mempersiapkan acara pengangkatan secara mendadak itu.

Meskipun lokasi acara pengangkatan kesatria di lokasi lomba tidak terlalu jauh dari istana, beberapa perangkat kerajaan dan petugas harus mondar-mandir antara lokasi lomba dan istana. Mereka mempersiapkan beberapa peralatan standar, misalnya surat keputusan pengangkatan harus ditandatangani oleh wedana kerajaan, beberapa pusaka pelengkap bagi pengucapan janji dan ikrar, beberapa pejabat keprotokolan istana, dan sebagainya.

Dari beberapa pegawai istana yang mondar-mandir antara lokasi dan istana, Adirata ayah Karna sempat mendengar bahwa seseorang bernama Karna akan diangkat sebagai salah satu kesatria di kerajaan. Jangan-jangan itu adalah anaknya. Dia pun bergegas menuju lokasi lomba, dan sempat bertemu dan merangkul Karna, persis saat akan dilaksanakan pengucapan sumpah setia. Melihat peristiwa ini Bima dan Arjuna mengejek Karna, di mana ada seorang anak kusir delman bisa-bisanya menjadi seorang kesatria kerajaan. Ejekan dari kedua pangeran itu rupanya sangat menyakiti hatinya.

Tancep Kayon

Waktu cukup banyak tersita untuk persiapan dan acara pengangkatan seorang kesatria, tidak terasa matahari hampir terbenam, sebagai pertanda malam segera datang. Atas persetujuan raja, Panembahan Durna tidak berkenan melanjutkan acara ujian sekaligus lomba itu, mengingat sasaran juga menjadi tidak lagi terlihat dengan jelas. Keinginan Karna untuk ikut membidik target tidak kesampaian pada hari.

Ini artinya Raden Arjuna tetap sebagai pemenang lomba panahan dengan pengumpulan poin tertinggi dari beberapa kelas. Selisih perolehan poin dengan juara lain cukup tinggi. Maksud Raden Duryudana mengizinkan Karna untuk ikut membidik target sebetulnya mencarikan lawan bagi Arjuna agar tidak menjadi pemenang, paling tidak dengan selisih poin terlalu mencolok. Poin-poin yang dikumpulkan oleh saudara-saudaranya jelas tidak sebanding dengan juara pertama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun