Mohon tunggu...
Wisnu Pitara
Wisnu Pitara Mohon Tunggu... Guru - Sekadar membaca saja

Sekadar berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bedakah Pengetahuan dengan Ilmu Pengetahuan?

4 Agustus 2024   08:25 Diperbarui: 4 Agustus 2024   08:30 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Orang sering kali menggunakan kata “ilmu” di dalam pembicaraan sehari-hari. Demikian juga dengan kata-kata pengetahuan dan ilmu pengetahuan kadang ditemukan orang saling mempertukarkan penggunaan dan pengertiannya. Marilah kita mencoba untuk membahas kosa-kata di atas sehingga bisa menempatkan sebagaimana mestinya.

Pengetahuan

Pengetahuan adalah kata jadian yang berasal dari kata dasar “tahu” mendapat awalan pe dan akhiran -an. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “tahu“ termasuk ke dalam kelompok kata kerja (verba) yang artinya antara lain: kenal; mengenal; mengerti; pandai. Sedangkan kata jadian “pengetahuan” menjadi jenis kata benda (nomina), yang artinya segala sesuatu yang diketahui; segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).

Menilik dari makna kamus di atas, kata “pengetahuan” bisa dipadankan atau merupakan terjemahan dari kata Bahasa Inggris “knowledge” menurut kamus Merriam Webster adalah “the fact or condition of being aware something."

Secara umum pengetahuan merupakan segala hal yang berkenaan dengan hasil maupun kegiatan mengetahui mengenai objek tertentu. Objek bisa berupa benda fisik yang bisa dilihat dengan mata, didengar dengan telinga, diraba, ataupun dirasakan, seperti misalnya meja, batu, angin. Selain objek fisik, juga menyangkut objek berupa peristiwa atau kejadian yang terkait dengan hal atau perkara, yang umumnya melibatkan beberapa objek lainnya, seperti kelahiran bayi manusia, seseorang membentur pintu, pembelian barang di pasar, dan sebagainya.

Pengetahuan yang telah dimiliki oleh manusia disimpan menggunakan mekanisme penyimpanan tertentu di dalam diri manusia. Pada kesempatan lain pengetahuan akan diungkapkan dan dikomunikasikan kepada orang lain, baik melalui bahasa maupun aktivitas lain pada saat berhubungan dengan manusia lainnya.

Para ahli filsafat menjelaskan bahwa pengetahuan berhubungan dengan teori kebenaran. Seseorang yang mengatakan bahwa sebuah benda tertentu yang dia lihat berbentuk kubus, belum tentu sebuah kubus, bisa jadi sebuah objek dengan bentuk bola. Ini adalah contoh dari kebenaran pengetahuan realisme, yakni kebenaran yang didasarkan kepada sumber pengetahuan itu apakah sesuai kenyataan atau tidak. Di lain pihak, kebenaran pengetahuan idealisme merupakan kebenaran atau tidak kebenaran di dalam ruang ide, misalnya mana lebih berat di antara Matahari dengan Bulan.

Sumber dari pengetahuan juga bisa digolongkan 2 jenis, yaitu empiris berdasarkan panca indera dan rasional berdasarkan akal. Bagaimana hujan bisa turun dari langit ke permukaan Bumi, bisa dinyatakan dalam sekumpulan keadaan dan peristiwa yang bisa diamati atau diukur melalui berbagai ukuran, misalnya kelembaban udara, arah dan kecepatan angin, kontur permukaan, dan sebagainya. Sebaliknya mengapa seseorang lebih tertarik dan berprestasi di bidang seni daripada matematika, atau seseorang bisa lebih terampil bermain sepakbola, merupakan contoh pengetahuan yang bersumber pada rasio (akal) atau rasional.

Pengetahuan melibatkan penalaran, yaitu penggunaan pemikiran untuk menghubungkan fakta sehingga sampai kepada suatu pemahaman atau kesimpulan tertentu. Seseorang yang mempunyai nalar segera menghindar apabila melihat sebuah sepeda motor mendekat sekiranya akan menabraknya, namun dia tidak serta merta menghindar apabila sepeda motor itu berada pada layar televisi di depannya.

Selain melibatkan penalaran, pengetahuan juga mendasarkan pada logika, yang secara istilah berarti akal atau pikiran. Logika adalah cara menggunakan berbagai penalaran secara sah atau benar. Misalnya, apabila semua benda yang bermassa jatuh ke bawah, maka secara logika tidak ada satu pun benda yang tidak jatuh ke bawah. Bagaimana agar sebuah benda tidak jatuh? Sebagai salah satu alternatif adalah buatlah benda tidak bermassa, atau jangan ada makna ke bawah, sehingga tidak ada benda yang jatuh.

Pengetahuan Eksplisit, Implisit, dan Tacit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun