Mohon tunggu...
Wisnu Pitara
Wisnu Pitara Mohon Tunggu... Guru - Sekadar membaca saja

Sekadar berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bisakah Mukjizat dan Metode Ilmiah Bertemu?

14 Juli 2024   08:41 Diperbarui: 14 Juli 2024   08:44 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kapal Nabi Nuh (Foto: Canva.com)

Setelah dianggap bersalah, Nabi Ibrahim diputuskan untuk dibakar sebagai hukuman karena terbukti merusak berbagai patung sesembahan penduduk negeri. Dibakarlah Ibrahim di atas tumpukan kayu bakar yang menyala dan disaksikan oleh segenap penduduk negeri. Atas mukjizat Allah, konon tidak sehelai rambut pun terbakar. Tidak ada cerita bagaimana dengan pakaian yang dikenakan, apakah terbakar atau tidak.

Kalaulah seorang pandai besi sanggup membuat berbagai peralatan dengan bahan besi, tentu saja hal biasa saja karena memang pekerjaannya. Namun, kemampuan Nabi Daud memperlakukan bahan-bahan dari besi untuk dibuat berbagai peralatan dan baju perang adalah sebuah mukjizat. Tentu dia bukan seperti seorang tukang besi biasa dengan berbagai peralatan kerja dalam melakukan pekerjaannya.

Ilmu Pengetahuan dan Metode Ilmiah

Istilah "Ilmu Pengetahuan" atau "sains" merupakan terjemahan dari kata "Science", yaitu berbagai pengetahuan mengenai objek tertentu yang merupakan hasil dari pengumpulan dan penyusunan secara empiris, sistematis, objektif, dan rasional.

Perjalanan ilmu pengetahuan dimulai sejak manusia pertama kali mengajukan pertanyaan tentang alam semesta. Di masa prasejarah, manusia mengamati bintang-bintang, pola cuaca, dan perilaku hewan untuk memahami lingkungan mereka. Kemajuan besar dalam ilmu pengetahuan terjadi di era Yunani Kuno dengan tokoh-tokoh seperti Aristoteles dan Archimedes yang melakukan observasi dan eksperimen sistematis.

Era Renaisans membawa semangat ilmiah, yang dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Galileo Galilei, Isaac Newton, dan Leonardo da Vinci. Penemuan-penemuan mereka membuka jalan bagi Revolusi Ilmiah, yang menandai lahirnya ilmu pengetahuan modern.

Metode ilmiah adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengumpulkan data, mengajukan hipotesis, dan menguji teori. 

Metode ilmiah terdiri dari beberapa tahapan yang saling berhubungan dan membentuk suatu siklus. Setiap tahapan memainkan peran penting dalam memastikan validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Berikut ini tahapan-tahapan utama dalam metode ilmiah:

  • Observasi dan Identifikasi Masalah; Metode ilmiah diawali dengan mengamati terhadap adanya fenomena atau kejadian yang menarik perhatian bagi peneliti. Observasi dapat berupa data yang dikumpulkan baik dari lingkungan, perilaku objek, atau peristiwa yang terjadi.
  • Penyusunan Hipotesis; Setelah masalah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menyusun hipotesis, yaitu jawaban sementara atau dugaan dan diuji melalui eksperimen. Hipotesis harus spesifik, dapat diuji, dan umumnya berbentuk pernyataan sebab-akibat.
  • Eksperimen; Untuk menguji hipotesis, peneliti merancang dan melakukan eksperimen. Eksperimen harus dirancang sedemikian rupa sehingga variabel-variabel yang diuji dapat diisolasi dan dapat diukur pengaruhnya.
  • Pengumpulan dan Analisis Data; Selama eksperimen berlangsung, data dikumpulkan dengan cermat. Data ini bisa berbentuk angka, pengamatan, atau hasil pengukuran lainnya. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis untuk menggali pola, hubungan, atau tren yang muncul di dalam data.
  • Penarikan Kesimpulan; Berdasarkan analisis data, peneliti kemudian menarik kesimpulan. Kesimpulan ini akan menunjukkan apakah hipotesis awal diterima atau ditolak. Jika hipotesis diterima, maka hasil tersebut dapat menambah pengetahuan baru atau mengonfirmasi teori yang ada. Jika hipotesis ditolak, peneliti mungkin perlu menyusun hipotesis baru dan mengulangi prosesnya.
  • Publikasi dan Replikasi; Setelah dilakukan penarikan kesimpulan, peneliti pada umumnya memublikasikan hasil penelitian melalui jurnal ilmiah tertentu agar dapat ditinjau ulang dan bilamana perlukan dapat diuji ulang oleh peneliti lain yang tertarik. Replikasi merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa hasil penelitian dapat  berlaku umum.

Berbekal penerapan metode ilmiah telah dihasilkan berbagai ilmu pengetahuan sedemikian rupa sehingga dapat disusun dengan model pohon atau percabangan, misalnya ilmu pengetahuan alam bercabang menjadi ilmu astronomi, ilmu fisika, geologi, dan sebagainya. Sedangkan ilmu fisika bercabang lagi menjadi ilmu fisika teoritis, kuantum, nuklir, dan sebagainya.

Semua ilmu pengetahuan menginduk kepada ilmu filsafat, di mana ilmu ini berusaha menjelaskan dari mana asal timbulnya berbagai fenomena keilmuan masing-masing ilmu (what, ontologi), berbagai kaidah dan hukum-hukum yang berlaku (how, epistemologi), dan tata nilai atau kemanfaatan ilmu (aksiologi) yang bersangkutan bagi umat manusia.

Kumpulan pengetahuan yang belum berhasil menerapkan metode ilmiah secara matang, belum bisa disebut ilmu pengetahuan, tetapi masih sebatas pengetahuan (knowledge) saja. Sebagai contoh, jamu sudah digunakan oleh berbagai masyarakat sejak lama, namun hingga saat ini masih terus berjuang untuk bisa menjadi salah satu cabang ilmu pengetahuan. Sementara itu dalam ilmu farmasi terdapat cabang fitofarmakologi yang mempelajari berbagai efek farmakologi dari tumbuhan.

Ilmu Pengetahuan versus Mukjizat

Aspek kejadian berulang dari peristiwa atau objek pengetahuan menjadi unsur yang penting. Salah satu motivasi dari berbagai ilmu pengetahuan adalah membuat prediksi ataupun menghindari sebelum sesuatu terjadi, misal tentang harga, hujan, gerhana. Untuk itu dibutuhkan berbagai pola, fakta, peristiwa, data, dan sebagainya untuk digunakan sebagai objek penelitian. Seorang astronom menemukan bintang baru berdasarkan sekumpulan karakterisasi bintang-bintang yang sudah diketahui sebelumnya, seorang psikolog mencoba memberikan perlakuan bagi seorang klien tertentu berdasarkan berbagai pengetahuan dan hasil studi lainnya, kenaikan harga didahului oleh kelangkaan barang atau faktor alam tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun