Mohon tunggu...
Wisnu Pitara
Wisnu Pitara Mohon Tunggu... Guru - Sekadar membaca saja

Sekadar berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memaknai Bismillah

31 Agustus 2020   08:27 Diperbarui: 31 Agustus 2020   08:31 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

menerangkan, contohnya : Dia pergi dengan pakaian lusuh;

atas, contohnya : Dengan kemauan sendiri, dia pergi; dsb.

Jadi "Dengan nama Allah," di sini maknanya adalah "atas nama Allah," atau "Melibatkan/merasakan nama Allah," atau "Disebabkan/karena nama Allah." Nama di sini adalah sesuatu untuk menyebut atau menghubungkan dengan/tentang sesuatu, yaitu Sang Pencipta Alam, yang dalam hal ini namanya Allah.  

Apapun yang bisa dilakukan oleh manusia maupun makhluk-makhluk lain, tidak bisa lepas dari nama Allah Yang Maha Pemurah dan Yang Maha Penyayang. Sehingga sudah sepantasnya manusia selalu menyebutNya untuk mengawali semua aktivitasnya karena atas kemurahanNya bisa mendapatkan banyak sekali hal di dunia ini. Ibarat orang jual-beli, pembeli tidak perlu apapun untuk mendapatkan barang-barang jualan yang diinginkan atau digunakannya. Manusia membutuhkan oksigen, dan udara kita tersedia oksigen yang berlimpah. Air sebagai keubutuhan dasar manusia juga sudah disediakan secara berlimpah, termasuk berbagai tumbuhan, umbi-umbian, biji-bijian, dan buah-buahan yang bisa dimakan.

Memang dalam banyak hal, untuk mendapatkannya perlu dibarengi dengan usaha yang harus dilakukan oleh manusia. Namun demikian, usaha ini juga bagian dari kemurahanNya, bahwa sebagian manusia yang sanggup mengusahakannya, dan sebagian lain tinggal menikmatinya saja. Misalnya, petani menanam biji padi beberapa kilogram, tetapi bisa menghasilkan padi sampai dengan beberapa ton, dan tidak sekedar beberapa kilogram seperti yang ditanam. Kelebihan dari yang dihasilkan bisa dinikmati oleh orang-orang lain yang tidak ikut menanam dan mengusahakannya.

Kisah dari sufi ini mungkin bisa dijadikan bahan pelajaran. Seseorang yang sangat tekun beribadah sepanjang hidupnya yang 80 tahun meninggal. Di hadapan Allah dia menonjol-nonjolkannya bahwa dia sudah dengan sangat tekun beribadah selama 80 tahun, untuk itu dia menuntut untuk mendapatkan imbalan dari ibadahnya sangat sangat panjang. Dan dijawab Allah,"Kalau begitu kamu tinggal di surga selama 80 tahun saja sesuai selama itu pula ibadahmu." Tentu dia tidak mau menerimanya apabila hanya dihitung ibadah selama 80 tahun, mengingat kehidupan akhirat adalah keabadian, dan 80 tahun tidak sebanding dengan panjang waktu kehidupan akhirat.

Tambahan Yang Maha Penyayang bermakna Allah adalah penyayang bagi semua makhluk ciptaannya. Ibarat seorang ibu yang sudah melahirkan anaknya, dia akan sangat menyayangi anaknya, mulsai dari memberikan makanan, minuman, menggendong, melindunginya, dan sebagainya. Tentu Yang Maha Penyayang mempunyai makna jauh lebih dari itu. Misalnya, seorang manusia yang sudah berbuat kejahatan di dunia sekalipun, masih diberi perlindungan dan kemampuan yang lain oleh Allah. Jelas-jelas mereka membuat kerusakan, bahkan lebih jauh berani menentangNya pun masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia ini yang sebetulnya milikNya. Di kisah-kisah kitab suci banyak dicerikan kaum-kaum bahkan membunuh para utusan yang bertugas untuk mengingatkan manusia kepada Yang Maha Pencipta. Ini adalah contoh dari nama Allah Yang Maha Penyayang.

Apabila menggunakan matematika, kalimat "Bismillahirrahmanirrahim" ada sebanyak 114 kali yaitu untuk mengawali setiap surat, mulai sufat Al Fatihan sampai dengan An Nas. Khusus untuk surat ke-9 At Taubah, tidak diawali dengan bacaan ini. Namun demikian di dalam isi surat ke-27 An Naml ayat 30 yang mengisahkan surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis berisi bacaan Basmillah. Jadi lengkap sebanyak 114 kali di tulis di dalam mushab Al Qur'an.

Diskusi sedikit seperti sudah dibahas di atas tentu saja adalah dalam bahasa Arab, meskipun ada beberapa terjemah ke dalam bahasa Indonesia. Maknanya adalah bahwa segala sesuatu yang bisa dan akan dikerjakan tidak lepas dari kemurahan dan kuasa dari Yang Mahakuasa atau Yang Maha Pencipta. Tentu di dalam bahasa-bahasa lain tidak akan sama lafalnya, dan mungkin saja tidak sekedar menerjemahkan seperti halnya dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia seperti di atas. Di dalam bahasa Indonesia-pun orang yang berbahasa Indonesia belum tentu mengerti apa yang dimaksud dengan Yang Maha Pemurah, karena kata murah digunakan sehari-hari dalam rangka memberi harga. Sedangkan makna Yang Maha Pemurah yang dimaksud di dalam Basmallah tidak sekedar murah dalam rangka harga saja, tetapi jauh lebih dari itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun