Mohon tunggu...
Swietania Alysia
Swietania Alysia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo!! Saya Swietania Alysia Mesi Ambarwati mahasiswa Ilmu Komunikasi dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Soft Drink di Panggung Budaya: Perspektif Dramatism di Balik Iklan Coca-Cola

24 November 2023   01:08 Diperbarui: 24 November 2023   01:49 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar : Google

Namun, produk Coca-cola dipandang sebagai subjek utama, kita sebagai peminat dapat berfokus pada bagaimana iklan ini menampilkan simbol-simbol yang membentuk kemampuan unik Coca-cola sebagai jembatan antara lintas budaya yang beragam di seluruh dunia.

Penerapan pada teori dramatism ini mengungkap beberapa elemen-elemen yaitu model iklan berperan sebagai (Agent), sedangkan Coca-cola berperan sebagai (Agensi) yang mengikat keberagaman di setiap budaya, kemudian tujuannya (Purpose) untuk menghibur penonton dengan mempererat ikatan antar budaya melalui pengalaman bersama yang positif. Dari beberapa unsur yang sudah disebutkan, pendekatan ini akan menjawab pertanyaan tentang siapa, bagaimana, dan mengapa harus ada dalam kehidupan manusia dengan pandangan dunia (Littlejhon & Foss, 2009:321).

Pada iklan Coca-cola di Indonesia, terdapat perbedaan dalam bagian strategis dramatis yang diangkat dalam iklannya. Iklan Coca-cola di Indonesia menampilkan adanya gotong royong dan kebersamaan budaya yang merefleksikan kebudayaan kolektivitas masyarakatnya. Visualisasi kebersamaan keluarga menjadi bagian integritas dari momen kebahagiaan dengan Coca-cola sebagai soft drink yang menyegarkan suasana.

Adegan-adegan keakraban antarnegara, memberikan nilai-nilai kerukunan sosial yang menjadi fokus utama dari Coca-cola. Tujuannya untuk iklan Coca-cola tetap relevan dan mampu membangkitkan perspektif khalayak Indonesia terhadap citra dan esensi brand yang di iklankan. 

Dari perbedaan iklan Coca-cola di setiap budaya, mampu menciptakan daya tarik persuasif yang kuat pada khalayak baik melalui perspektif positif ataupun resonansi emosional dengan penonton. Hal ini karena iklan Coca-cola menampilkan sebuah nilai dan citra yang khas dari produknya, sesuai dengan target atau karakteristik kebudayaan setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Littlejohn, S.W., & Foss, K.A. (2009). Encyclopedia of Communication theory. California: SAGE Publications.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun