Mohon tunggu...
Swan Dito
Swan Dito Mohon Tunggu... -

Seorang calon manula yang ingin hidup praktis, sederhana tapi membawa ketentraman dan kedamaian batin. Hidup sehat dan bahagia adalah pilihan saya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Pekerja menjadi Pertapa

11 Februari 2016   19:03 Diperbarui: 11 Februari 2016   22:45 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menyadari ternyata jalan hidup saya agak (?) aneh dan unik. Saya juga mengakui bahwa saya telah kalah melawan kerasnya hidup di ibu kota. Nasib yang saya perjuangkan agar menjadi seorang yang sukses ternyata tidak kesampaian. Memang takdir telah menentukan bahwa saya harus hidup dalam kemiskinan. Walaupun begitu sang takdir masih bermurah hati terhadap saya. Saya diberikan sedikit kebahagiaan dalam kemiskinan tersebut, suasana hati yang bahagia dalam menjalani kehidupan se hari2. Yang saya maksud dengan suasana hati yang bahagia disini adalah perasaan tentram, tenang dan damai disertai rasa bebas dan gembira dalam menjalani kehidupan.

Manfaat yang saya peroleh selama menjalani kehidupan seperti (?) pertapa ini adalah, hidup menjadi praktis dan sederhana, badan selalu sehat, tidak mempunyai beban pikiran, hampir tidak pernah sakit sampai sekarang, jauh dari dokter, apotik dan rumah sakit. Sifat gampang tersinggung, mudah marah dan gelisah sepertinya hilang, sembunyi entah dimana. Setiap hari, waktu rasanya berjalan cepat sekali, siang berganti malam, tidur kemudian pagi datang menjelang. Hambatan terberat adalah saat mengalami 'aging' (penuaan) beberapa tahun yang lalu, dimana stamina tidak sekuat dulu lagi, memerlukan penyesuaian yang cukup lama.

Satu2nya kursi malas yang saya bawa pulang kekampung halaman dari Jakarta dulu ditahun 1990. Masih setia menemani saya dalam merenungi hidup se hari2. Walaupun ujudnya menyedihkan, enggak ada nilai rupiahnya lagi, tapi jasanya bagi kebahagiaan hidup saya sungguh tidak terbayangkan.

Saya merasa cukup bahagia dengan kehidupan saya sekarang ini (walaupun masih ada dosa dan goda) dan akan terus saya jalani sampai suatu saat nanti. Semoga tidak banyak perubahan yang berarti, karena saya tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan. Kalau boleh berharap, semoga kehidupan saya kedepan lancar dan tidak banyak rintangan, dijauhkan dari segala macam godaan.

Demikianlah kisah seorang anak manusia, yang gagal sebagai pekerja, tapi bahagia sebagai pertapa.

 

Salam.

Sumber foto :swandito

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun