Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... Penulis - magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Jangan Remehkan Kekuatan Mimpi, Belajar dari Steve Jobs

3 Februari 2025   20:37 Diperbarui: 3 Februari 2025   20:37 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbekal prototipe PC Apple yang tak ada duanya kala itu, sang pria berkacamata sukses merancang satu software unggulan yang pasti akan menggegerkan dunia komputer. Sayangnya, alih-alih memberikannya secara eksklusif kepada Apple, sang pria kalem itu justru melisensikannya ke berbagai produsen komputer, termasuk salah satu produsen Jepang. Jobs pun merasa ditelikung dan sadar dia telah meremehkan sang pria yang umurnya sebaya dengan dirinya itu. Nama pria itu adalah Bill Gates. 

Lebih parah lagi, tak lama sesudah insiden dengan Gates, Jobs dipecat sebagai CEO Apple---perusahaan yang ia dirikan---pada 1985. Alasan dewan direksi: kelakuan liar Jobs dianggap sudah kelewat batas. 

Akan tetapi, setelah sempat terlunta-lunta akibat kegagalan NEXT yang ia bidani pada 1986, Jobs dengan kekuatan intuisi, imajinasi, mimpi, dan visinya mampu bangkit dari kegagalan. Dia membeli Pixar, perusahaan animasi yang belum dikenal saat itu, dari tangan George Lucas dengan modal hanya US$10 juta. Kala itu, berkat sentuhan tangan dinginnya, Pixar mampu menjulang dengan film-film beken seperti Toys Story, A Bugs Life, Finding Nemo, Cars, dan lain-lain. Kesuksesan Pixar membuat Jobs mampu kembali ke Apple pada 1997 sebagai CEO ad interim dan CEO permanen pada 2000. 

Pada termin kepemimpinannya yang kedua, Jobs dengan idenya yang brilyan mencetuskan kampanye "Think Different" pada 1997 dan meluncurkan iMac pada 1998. iMAc sontak menahbiskan diri sebagai Macintosh terlaris sepanjang masa. Pada akhir 2000, Apple kian menancapkan taring dengan meluncurkan iPod, iTunes, dan sistem operasi OS X yang sukses berat. 

Di tengah kesuksesan itu, malapetaka kembali menimpa Apple, yang sudah sangat tergantung pada figur Jobs. Pada 2003, Jobs divonis menderita kanker pankreas. Untung, Jobs pulih setelah menjalani operasi pada 2004 dan bahkan memotori perilisan gadget super sukses iPod Nano pada tahun berikutnya. Prestasi Apple dan Jobs kian mengilap ketika Apple memperkenalkan iPhone ke pasar pada 2007, menyusul iPad dan deretan produk inovatif dan laris lainnya hingga tahun-tahun berikutnya dan seterusnya, bahkan setelah Jobs wafat pada 2011.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun