Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... Penulis - magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Indonesia Punya Pancasila, India Ternyata Memiliki Pancasheela

30 Januari 2025   21:45 Diperbarui: 30 Januari 2025   20:46 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Lambang Garuda Pancasila (Sumber: perpustakaan.id)

Selama ini, Indonesia terkenal dengan dasar filsafat negara khasnya yang disebut Pancasila dan disahkan pada 18 Agustus 1945. Namun, siapa sangka suatu bangsa besar, yaitu India yang merdeka pada 1947, ternyata juga memiliki suatu filsafat tidak resmi yang disebut sebagai pancasheela (lima pilar).

Pancasheela

Saya mencoba mencari istilah pancasheela di Google, tapi tidak menemukannya. Akan tetapi, saya justru menemukan ini di artikel yang ditulis oleh intelektual India, Jai Singh Yadav, dalam buku kumpulan yang disunting oleh M Imam Aziz berjudul Agama, Demokrasi, dan Keadilan (Gramedia, 1993). 

Dalam artikelnya itu, Yadav menjelaskan bahwa pancasheela adalah salah satu konsep dalam khazanah filsafat India yang berisikan lima pilar. Pertama, sekularisme. Dalam konteks ini, India mengambil jarak yang sama terhadap semua agama supaya tidak terjadi pemaksaan nilai-nilai agama tertentu---terutama agama dominan---terhadap pengaturan tatanan sosial-politik-ekonomi masyarakat. Sehingga, pengaturan tersebut bisa dijalankan secara rasional dan efisien tanpa "terbebani" dengan ajaran doktriner satu agama tertentu.

Kedua, kebijakan luar negeri yang independen. Dampak praktis dari pilar kedua ini adalah keplastisan India mengambil posisi yang mampu merangkul segala blok kepentingan. Entah itu blok kepentingan Barat atau blok kepentingan Timur. Dampaknya, India dapat memetik keuntungan dari berbagai negara karena sifatnya yang netral tersebut.

Ketiga, nasionalisme. Sebagai bekas jajahan Inggris, India sangat mengedepankan nasionalisme sebagai penggalang emosi kolektif rakyat. Ini diperkuat dengan teladan Gandhi yang dulu mengajarkan prinsip swadesi (memenuhi kebutuhan dengan tangan sendiri). Artinya, masyarakat India tidak mau sekadar menjadi bangsa konsumen yang membiarkan pasarnya disantap produk bangsa lain. Melainkan, harus menjadi bangsa produsen sekaligus bangsa yang mencintai produk dalam negerinya demi memajukan industri domestik.

Keempat, demokrasi. India sangat mengagungkan esensi manusia sebagai makhluk yang memiliki kebebasan memilih. Oleh karena itu, mengutip Amartya Sen dalam Inequality Reexamined (1992), India sangat mementingkan aspek peningkatan kapabilitas individu demi meraih kemakmuran. Sebagai contoh, melek huruf adalah kapabilitas yang memungkinkan orang membaca dan berpengetahuan. Dengan kapabilitas itu, orang memiliki kebebasan untuk belajar, menuntut ilmu, dan meraih kesuksesan. Akan
tetapi, orang di daerah terpencil tentu memiliki akses lebih terbatas pada pendidikan dibandingkan orang di perkotaan.

Berangkat dari situlah, India menggelontorkan program-program edukasi seperti pendidikan murah, subsidi kertas buku, perpustakaan publik yang lengkap, dan lain sebagainya. Alhasil, India terkenal sebagai salah satu bangsa tercerdas di dunia. Sumber daya manusia (SDM) India pun mudah mendapatkan akses pekerjaan baik di dalam maupun di luar negeri, sehingga ini ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi India.

Kelima, sosialisme. Bersendikan sila terakhir ini, India berupaya mencari cara bagaimana supaya strategi ekonominya tidak hanya menumpukkan kekayaan pada segelintir elit saja. Melainkan, dapat terdistribusi secara merata kepada seluruh rakyatnya.

Negara gotong royong

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun