Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... Penulis - magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Financial

Tidak Ingin Kena Penipuan Investasi, Pelajari Prinsip Dasar Perencanaan Keuangan

30 Januari 2025   10:17 Diperbarui: 30 Januari 2025   10:40 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kover buku The Richest Man in Babylon (Sumber: www.gpu.id)

Terakhir, terkait investasi, ada sejumlah prinsip yang harus kita camkan. Pertama, penuhi kebutuhan dasar atau harian kita dulu sebelum mulai berinvestasi. Artinya, jangan sampai kita berutang untuk berinvestasi. Sebab, jarang instrument investasi yang menawarkan imbal hasil di atas bunga pinjaman. Kemudian, jangan memakai uang kebutuhan pokok untuk berinvestasi. Tabungan kuliah, asuransi pensiun, dan uang dapur, misalnya, tetaplah harus disimpan sesuai peruntukannya. Uang untuk berinvestasi seyogianya uang menganggur (idle fund).

Kedua, jangan taruh semua dana investasi Anda ke dalam satu keranjang (don't put all your eggs in one basket). Raciklah portfolio investasi Anda dengan beranaka ragam produk investasi. Jadi, jika ada satu produk investasi yang tidak memuaskan, produk lain diharapkan bisa mengompensasinya.

Ketiga, tidak ada makan siang gratis (there is no free lunch). Dunia investasi menganut hukum high risk, high return. Artinya, setiap produk investasi yang menjanjikan imbal hasil tinggi pastilah berisiko tinggi pula. Ttidak ada produk investasi yang bisa menjamin imbal hasil atau keuntungan pasti, kecuali deposito dan obligasi. Namun, karena deposito dan obligasi merupakan produk investasi minim risiko, imbal hasilnya jelas relatif minim pula. Jadi, jika ada tawaran investasi usaha atau produk yang menawarkan imbal hasil tinggi dengan risiko dan modal minim, bisa kita pastikan bahwa tawaran itu beraroma penipuan.

Berbekal literasi dasar perencanaan keuangan di atas, semoga kita tidak lagi sering mendengar maraknya lagi kasus penipuan investasi di negara kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun