Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... Penulis - magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kapitalisme Kreatif Punya Sejarah Panjang, Berikut Uraiannya

25 Januari 2025   11:31 Diperbarui: 25 Januari 2025   11:45 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

1960

Dave Packard di sebuah sesi pelatihan manajemen Hewlett-Packard (HP) berkata, Banyak orang berasumsi secara keliru bahwa perusahaan ada sekadar untuk mencetak uang. Meski ini hasil yang penting bagi eksistensi perusahaan, kita harus menyelam lebih dala dan menemukan alasan sejati bagi keberadaan kita. Orang berkumpul dan mengada sebagai satu perusahaan supaya mereka mampu mencapai secara kolektif sesuatu yang tidak mampu mereka capai secara sendiri-sendiri dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat." 

1962

David Rockefeller, Direktur Utama Chase Manhattan Bank, mengungkapkan dalam satu pidato di American Philosophical Society, Konsep lama bahwa pemilik bisnis memiliki hak untuk menggunakan propertinya sesuka hati demi memaksimalkan laba telah berkembang menjadi keyakinan bahwa kepemilikan memiliki kewajiban sosial mengikat. Manajer di zaman ini berfungsi sebagai wali tidak hanya bagi pemilik tapi juga bagi pekerja dan bahkan bagi seluruh masyarakat kita. Pada saat yang kurang lebih sama, ekonom Theodore Levitt mengeluh dalam Harvard Business Review bahwa sudah tidak zamannya lagi bagi perusahaan untuk menepuk dada karena berhasil mencetak uang. Yang sedang menjadi tren adalah perusahaan seyogianya menunjukkan bahwa perusahaan itu ada untuk melayani publik.

1970

Ralph Nader mengajukan dua resolusi di depan rapat pemegang saham tahunan. Resolusi pertama adalah usulan untuk memiliki perwakilan publik duduk di dewan direksi, sementara resolusi kedua mengusulkan pembentukan komite tanggung jawab perusahaan.

Pada tahun yang sama, ekonom pemenang Nobel dan penganjur pasar bebas Milton Friedman menulis The Social Responsibility of Business Is to Increase Its Profits. Ia berpendapat bahwa kewajiban perusahaan adalah pada para pemegang sahamnya dan ini menjadi dasar bagi banyak eksekutif untuk berpikiran melulu soal mengejar laba.

1976

The 5% Club, kini bernama Minnesota Keystone Program, diluncurkan oleh 23 perusahaan untuk menghimbau dunia usaha menyisihkan persentase tertentu dari laba sebelum pajak mereka untuk amal. 

Muhammad Yunus, pada tahun yang sama, mulai meminjamkan uang kepada kaum miskin di Bangladesh. Grameen Bank Yunus memicu gerakan global dalam kredit mikro ketika kreditor mulai melihat rakyat miskin, terutama wanita, bukan sebagai risiko kredit yang buruk, melainkan sebagai nasabah yang menguntungkan.  

1983

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun