Salah satu hobi saya melepas penat adalah berburu buku atau majalah bekas. Nah, beberapa waktu lalu, saya sempat membeli majalah Time lawas keluaran 11 Agustus 2008. Ketika saya baca, di dalamnya ada artikel menarik dari Barbara Kiviat berjudul 'A Brief History of Creative Capitalism.' Karena sebelumnya di Kompasiana saya juga sempat menulis tentang tiga revisi terhadap ajaran kapitalisme, yang salah satunya adalah kapitalisme kreatif, maka saya tertarik menerjemahkan sekaligus memodifikasi dengan sejumlah tambahan bagi artikel tersebut sebagai berikut.
1799
Robert Owen membeli satu penenunan kapas di New Lanark, Skotlandia. Di sini, ia melembagakan reformasi sosial seperti menyediakan dana untuk pekerja yang sakit dan tidak mempekerjakan anak-anak di bawah usia 10 tahun.
1831
John Cadbury mulai menjual minuman coklat sebagai alternatif bagi alkohol. Prihatin dengan kualitas hidup di dunia industri Inggris, putranya George pada 1893 membeli tanah untuk membangun hunian bagi pekerja pabrik, menyediakan sekolah untuk orang dewasa serta kolam renang.
1889
Andrew Carnegie, seorang taipan baja dan orang terkaya di zamannya, menulis esai berjudul The Gospel of Wealth. Di situ, ia menulis bahwa jutawan harus bertindak sebagai wali bagi orang miskin dan bahwa setelah seseorang mendapatkan kekayaan besar, ia harus lebih banyak menyuburkan kapitalisme dengan berderma melalui pendirian fasilitas seperti perpustakaan, taman dan universitas yang membantu orang memperbaiki diri mereka. Carnegie membangun 2.509 perpustakaan dan mendermakan 90% dari kekayaannya sebelum ia wafat.
1914
Henry Ford mulai membayar pekerjanya $5 per hari atau dua kali lipat dari standar upah industri kala itu. Menurutnya, itu adalah cara mengubah pekerja menjadi pelanggan.Â
1931
Adolf Berl dan Merrick Dodd, dua orang profesor hukum, berdebat soal tujuan perusahaan dalam Harvard Law Review. Berle berpendapat bahwa eksekutif harus bekerja pertama-tama dan terutama untuk kepentingan para pemegang saham. Sementara Dodd berkata bahwa ada ruang untuk mengakomodasi kelompok-kelompok lain, seperti pekerja, pelanggan, dan komunitas.