Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... Penulis - magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teori Ekonomi Pancasila, Mendayung Di Antara Dua Karang Otonomi dan Kesejahteraan

15 Januari 2025   22:14 Diperbarui: 15 Januari 2025   22:28 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kover buku Ekonomi Pancasila karya Mubyarto (Sumber: Koleksi Pustaka Pribadi)

Kita lihat ini paralel dengan pendapat Sen. Sebab, ekonomi Pancasila memberikan ruang bagi otonomi individu dalam bentuk ikhtiar swasta dan desentralisasi kegiatan ekonomi tapi sekaligus menyarankan pentingnya rangsangan-rangsangan moral dalam menjalankan roda perekonomian. Artinya, seperti Sen, teori ekonomi Pancasila kental dengan muatan moral yang kerap absen dalam diskursus ekonomi yang rasional-teknokratis. Selain itu, komitmennya akan pemerataan mengakui pentingnya kebijakan
ekonomi untuk menciptakan kesetaraan kapabilitas antarsesama demi meraih kebahagiaan versi masing-masing sesuai dengan kebebasan mereka memilih. Dengan kata lain, Ekonomi Pancasila mampu meretas jalan tengah antara pentingnya otonomi individu dan niscayanya kesejahteraan. Tinggal, bagaimana kita menurunkan kerangka teoretis Ekonomi Pancasila ke dalam kebijakan-kebijakan konkret.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun