Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... Penulis - magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perlunya Merejuvenasi Filsafat Pancasila

8 Januari 2025   07:51 Diperbarui: 8 Januari 2025   07:51 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Keempat, dari sisi demokrasi, spirit cinta kasih akan menghalau praktik pembuatan kebijakan yang sekadar mengikuti suara mayoritas. Juga, tidak didikte oleh tirani minoritas semisal minoritas pengusaha, minoritas politik, atau minoritas apa pun. Sebaliknya, praktik pembuatan kebijakan publik mesti melibatkan seluruh warga dalam satu proses kerja sama yang saling menghormati demi memajukan kepentingan bersama. Dengan begini, partai politik sebagai sarana agregasi dan artikulasi kepentingan rakyat diarahkan untuk tidak lagi pragmatis dan memajukan kepentingan sempit kepartaian semata, melainkan lebih mengedepankan kepentingan rakyat. Demokrasi Pancasila menjadi demokrasi sosial-kerakyatan.

Kelima, dari sudut keadilan sosial, ruh cinta kasih mengejawantah dalam bentuk pemerataan kesejahteraan bagi seluruh warga. Tidak boleh ada kesenjangan lebar di mana hanya segelintir orang memegang kendali ekonomi. Juga, tidak boleh urusan publik seperti kesehatan, transportasi, dan pendidikan diserahkan pada mekanisme pasar bebas. Alhasil, semangat cinta kasih harus mewujud dalam satu sistem sosialistis berbalut spirit keagamaan. Istilah lainnya, perekonomian Pancasila bersifat sosialisme-religius.

Akhir kata, pemahaman utuh tentang keterkaitan antarsila dalam upaya rejuvenasi filsafat Pancasila adalah hal niscaya. Berbekal pemahaman demikian dan langkah-langkah konkret para pemangku kepentingan negeri ini, niscaya bangsa ini akan kian berjaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun