Puisi 'Kangen" karya W.S. Rendra ini mengisahkan tentang penyair yang ingin menceritakan betapa dalamnya ia mengalami kesepian dan kerinduan. Rasa sepi dan rindu tersebut hanya penyair yang mengalaminya sedangkan orang yang dirindukan tidak. Karena munculnya sepi dan rindu ini di sebabkan oleh luka yang diberikan oleh seseorang. Kekecewaan dan kesedihan yang disampaikan oleh penyair mendalam dan menyentuh dengan pemilihan diksi yang sangat baik.Â
Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
Mengisahkan seseorang yang merindukan pujaan hatinya, namun sang pujaan hati tak akan mengerti tentang kesepian mendalam yang ia alami. Kata kemerdekaan disini memiliki arti ia memiliki kebebasan tanpa kekangan. Namun sayangnya, kemerdekaan yang ia miliki hanya melahirkan kesepian karena kemerdekaan tersebut tidak dilandasi oleh cinta.Â
Â
Kau tak akan mengerti segala lukaku
karna cinta telah sembunyikan pisaunya.
Penyair menuliskan baris ini untuk menggambarkan kekecewaan yang telah tenggelam dalam luka. Ia tidak bisa menunjukkan luka atau kesedihan yang ia alami karena cinta yang ia miliki telah menyembuyikan alasan mengapa cinta itu melukainya. Atau bisa dikatakan cinta sendiri yang menyakiti cinta sendiri yang menutupinya.
Â
Membayangkan wajahmu adalah siksa.
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.
Bagi penyair mencintai ‘kau’ hanya menyebabkan luka. Membayangkan wajahnya saja akan sangat menyiksa dirinya. Menahan kerinduan adalah hal yang menyakitkan, meskipun cuma mengingat kenangannya. Rindu muncul karena rasa sepi dan takut untuk menjalani hari sendirian tanpa cinta yang menemani.Â
Â
Engkau telah menjadi racun bagi darahku.
Apabila aku dalam kangen dan sepi
Penyair mengungkapkan bahwa sosok ‘kau’ sudah menjadi rindu yang menguasai hati dna jiwanya. Karena sudah melekat dan menjadi racun bagi dirinya, sosok ‘kau’ ini menjadi sangat sulit dilupakan dan sering menjadi alasan mengapa penyair mengalami kerinduan yang amat mendalam terlebih saat sendiri dalam sepi.
Â
Itulah berarti
aku tungku tanpa api…
Penyair menganggap dirinya adalah tungku dan ‘kau’ adalah api. Penyair merasakan kesepian dan kerinduan pada sosok ‘kau’ tapi apa daya tak bisa bertemu. Maka ia menjadi orang yang memiliki cinta tak utuh dan tak berfungsi, seperti tungku yang tidak akan berguna tanpa adanya api.Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H