Mohon tunggu...
Stefanus Savano
Stefanus Savano Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Kata tanpa Makna

Beda orang beda kapasitasnya. Jangan dipaksa apalagi memaksa. Sewajarnya saja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Parafrasa Puisi Kangen W.S. Rendra

9 November 2022   11:25 Diperbarui: 9 November 2022   11:30 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagi penyair mencintai ‘kau’ hanya menyebabkan luka. Membayangkan wajahnya saja akan sangat menyiksa dirinya. Menahan kerinduan adalah hal yang menyakitkan, meskipun cuma mengingat kenangannya. Rindu muncul karena rasa sepi dan takut untuk menjalani hari sendirian tanpa cinta yang menemani. 

 

Engkau telah menjadi racun bagi darahku.

Apabila aku dalam kangen dan sepi

Penyair mengungkapkan bahwa sosok ‘kau’ sudah menjadi rindu yang menguasai hati dna jiwanya. Karena sudah melekat dan menjadi racun bagi dirinya, sosok ‘kau’ ini menjadi sangat sulit dilupakan dan sering menjadi alasan mengapa penyair mengalami kerinduan yang amat mendalam terlebih saat sendiri dalam sepi.

 

Itulah berarti

aku tungku tanpa api…

Penyair menganggap dirinya adalah tungku dan ‘kau’ adalah api. Penyair merasakan kesepian dan kerinduan pada sosok ‘kau’ tapi apa daya tak bisa bertemu. Maka ia menjadi orang yang memiliki cinta tak utuh dan tak berfungsi, seperti tungku yang tidak akan berguna tanpa adanya api. 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun