Sesampai di rumahnya, ia terkejut melihat Nuey yang sudah memegang celana hijau sedang memeluk Dwi yang meronta-ronta.
Juleha segera paham apa yang terjadi, ia berbisik ke telinga Nuey, "cepat pake tuh celana dan segera tembak dia jadi pasangan idup lu!"
Habis berkata begitu, Juleha membantu Nuey menelikung Dwi.
Nuey yang sedang jatuh cinta pada Dwi berkat celana itu tentu saja setuju, mengenakan celana hijau, dan berseru, "Dwi, mau engga lu idup sama gua seumur hidup?"
Celana itu memang sakti, segera pula Dwi tergila-gila pada Nuey, "mau, mau banget!"
##
Pagi itu Didi berusaha menelepon Dwi dan Nuey tapi HP mereka off. Di datangi di rumah mereka juga keduanya sudah tidak ada. Jadi, mungkin mereka sudah ke rumah Juleha, pikirnya.
Di rumah Juleha, ia menyaksikan sisa-sisa pergumulan ala kucing mengeong. Ia berkata kepada Nuey, "sini tuh celana biar gua yang simpen, siapa tau suatu saat gua mendadak naksir anak tukang martabak."
Juleha yang mengendus adanya persaingan, dengan gesit meski malu-malu, nyeletuk, "buat apa sih pake pelet segala, apa udah engga ada kembang potensial di sini?"
Didi segera menyambar, "iya deh, mas janji akan setia sama bidadari lokal ini selamanya. Ternyata celana kayak gini engga kita perlukan, biar nanti mas kembalikan aja ke pemiliknya."
Demi amannya, Juleha sigap memotong, "mas, biar saya aja yang ngirim celana itu lewat paket anonim ke Mang Peb."