Mohon tunggu...
Suyono Apol
Suyono Apol Mohon Tunggu... Insinyur - Wiraswasta

Membaca tanpa menulis ibarat makan tanpa produktif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Sherlock Holmes] Pebri Tertukar Sejak Lahir dalam Kasus Misteri Bedong Hijau

14 Juni 2016   15:59 Diperbarui: 14 Juni 2016   16:44 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Angelina adalah wanita yang bisa menerima keadaan dan penuh toleransi. Misalnya, meskipun suka yang besar-besar, ia tidak mengeluh kalau dapat yang kecil. Paling, ia cuma menyindir.

"Brad, kalau lahir nanti, anak kita ini akan kita beri nama salah satu dari Pebpi, Pebqi, atau Pebri, tergantung dari ukuran pembandingnya. Bagaimana menurut pendapatmu?"

"Maksudmu?"

"Terserah dikau lah yang menentukan apanya yang akan diukur. Yang jelas, 'p' untuk 'prodigious' yang artinya besar, jadi namanya 'Pebpi'. Sedang 'r' untuk 'runty' yang artinya kerdil, jadi namanya 'Pebri'."

"Lalu Pebqi?"

"Itu kalau kita ragu untuk menilainya besar atau kecil, jadi patut dipertanyakan alias 'questionable' yang disingkat 'q'."

"Oh!"

*

Nicole adalah tetangga dan teman baik Angelina, meskipun Tom, suami Nicole, tidak akrab dengan Brad karena kesibukan dan persaingan bisnis mereka. Kebetulan sekali Nicole dan Angelina hamil pada saat yang bersamaan. Mereka pun menggunakan dokter kandungan dan klinik yang sama. USG (ultrasonogram) menunjukkan bahwa anak mereka sama-sama laki-laki.

"Lina, anakmu nanti mau kau beri nama apa?"

"Salah satu dari Pebpi, Pebqi, Pebri, Pebsi, Pebti, atau yang seperti itulah."

"Wow, bagus-bagus amat. Boleh dong minta satu setelah kamu mengambil satu nama untuk anakmu."

"Boleh saja, silakan. Eh Nick, ngomong-ngomong, apa warna kesayanganmu untuk si bayi? Aku sih hijau."

"Biru lah."

*

Angelina dan Nicole melahirkan pada hari yang sama, pada waktu yang hampir bersamaan. Kedua bayi ditempatkan di ruangan yang sama bersama beberapa bayi lainnya. Anak Angelina berbedong hijau, sedang anak Nicole berbedong biru.

"Lina, anak kita harus diberi nama Pebri. Tidak apa-apa kan?"

"Brad, kita kan sudah dua tahun hidup sebagai suami-istri, dan selama ini aku tidak pernah mengeluhkan hal-hal seperti itu."

Namun, ternyata Brad punya rencana lain. Ketika pihak klinik lengah, Brad menukar bayinya dengan bayi Nicole. Tidak lupa, ia menukar bedong dan gelang pita identifikasi kedua bayi. Kedua bayi itu memang sangat mirip satu sama lain, bedanya hanya pada ukuran yang satu itu. Pelaksanaan rencana Brad berjalan sukses karena pada masa itu belum ada CCTV di klinik, termasuk ruang bayi itu.

"Lina, rasanya aku tadi salah lihat deh. Ukuran milik Pebri ternyata  besaaar."

"Puji Tuhan."

"Tapi namanya, biarlah tetap Pebri. Itu adalah nama yang bagus, apalagi ini adalah bulan Februari."

"Ya, aku pun sudah terlanjur suka nama itu yang sudah menjadi titik-titik cahaya dalam doa-doaku. Selain itu, Nicole pun telah memilih nama Pebpi untuk bayinya setelah kuberi tahu kalau bayi kita bernama Pebri. Ia merasa Pebqi, Pebsi, dan Pebti terdengar aneh. "

*

Waktu terus berlalu, Pebri menjadi besar sebagai penyuka pakaian hijau, sedang Pebpi berbusana biru. Sementara itu, Brad yang oleh Pebpi dikenal sebagai Pakde Brad ditangkap KPK karena korupsi dan pencucian uang dalam skema manipulasi pajak yang rumit dan canggih. Pakde divonis 30 tahun penjara dan ditempatkan di Lapas Gunung Sindur. Ia menyimpan rahasia bedong hijau yang tak diketahui orang lain siapapun di dunia ini, kecuali...

Ketika selesai membaca draf tulisanku tentang Pakde Brad, Angelina, Tom, Nicole, Pebpi, dan Pebri, Sherlock Holmes tertawa.

"Ha ha ha... Watson, Anda memiliki data tapi tidak mengerti keterkaitannya satu sama lain. Mumpung Anda ada di Indonesia, buatlah deduksi kemudian verifikasi dengan Pakde Brad. Kalau sudah melakukan itu, Anda akan memahami misteri seputar kelahiran dua bayi, kemudian bisa menuliskannya di 'K'."

*

Akhirnya aku bisa menyelesaikan tulisan ini, tetapi tentu saja dengan bantuan Holmes melalui beberapa konsultasi. Karena beberapa alasan, aku tidak dapat menuliskan proses pencapaian kesimpulan di atas, entahlah kalau Holmes yang memintaku untuk menuliskannya kelak.

--- •oo 00 O 00 oo• ---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun