Mohon tunggu...
Suyono Apol
Suyono Apol Mohon Tunggu... Insinyur - Wiraswasta

Membaca tanpa menulis ibarat makan tanpa produktif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Sherlock Holmes] Pebri Tertukar Sejak Lahir dalam Kasus Misteri Bedong Hijau

14 Juni 2016   15:59 Diperbarui: 14 Juni 2016   16:44 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya, aku pun sudah terlanjur suka nama itu yang sudah menjadi titik-titik cahaya dalam doa-doaku. Selain itu, Nicole pun telah memilih nama Pebpi untuk bayinya setelah kuberi tahu kalau bayi kita bernama Pebri. Ia merasa Pebqi, Pebsi, dan Pebti terdengar aneh. "

*

Waktu terus berlalu, Pebri menjadi besar sebagai penyuka pakaian hijau, sedang Pebpi berbusana biru. Sementara itu, Brad yang oleh Pebpi dikenal sebagai Pakde Brad ditangkap KPK karena korupsi dan pencucian uang dalam skema manipulasi pajak yang rumit dan canggih. Pakde divonis 30 tahun penjara dan ditempatkan di Lapas Gunung Sindur. Ia menyimpan rahasia bedong hijau yang tak diketahui orang lain siapapun di dunia ini, kecuali...

Ketika selesai membaca draf tulisanku tentang Pakde Brad, Angelina, Tom, Nicole, Pebpi, dan Pebri, Sherlock Holmes tertawa.

"Ha ha ha... Watson, Anda memiliki data tapi tidak mengerti keterkaitannya satu sama lain. Mumpung Anda ada di Indonesia, buatlah deduksi kemudian verifikasi dengan Pakde Brad. Kalau sudah melakukan itu, Anda akan memahami misteri seputar kelahiran dua bayi, kemudian bisa menuliskannya di 'K'."

*

Akhirnya aku bisa menyelesaikan tulisan ini, tetapi tentu saja dengan bantuan Holmes melalui beberapa konsultasi. Karena beberapa alasan, aku tidak dapat menuliskan proses pencapaian kesimpulan di atas, entahlah kalau Holmes yang memintaku untuk menuliskannya kelak.

--- •oo 00 O 00 oo• ---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun