Ia melakukan semua itu bukan karena profesinya atau untuk mencari nafkah, tetapi karena terpanggil dan secara ikhlas mengorbankan waktu dan tenaganya melakukan tugas mulia tersebut. Dan selama ini kerjasama komunitasnya dengan pemerintah daerah berlangsung dengan baik.
Best in Fiction
[caption caption="Best in Fiction"]
Den Bhaghoese bukanlah orang yang ujuk-ujuk ingin menulis puisi karena ada Kompasiana. Ia boleh dibilang terlahir sebagai penyair. Ketika merantau untuk kuliah di Yogyakarta dulu, ia disebut sebagai "Penyair Berdarah-darah" oleh teman-teman kosnya. Pada tahun 1998-2002 itu, ia punya kebiasaan mencoret-coret di sembarang kertas, bahkan pada secarik kertas sampah. Sayangnya kumpulan tulisan puitis yang merupakan rekaman peristiwa-peristiwa penting dalam kurun waktu tersebut hilang pada tahun 2005.
Den Bhaghoese adalah penyair yang macho, penjelajah, pendaki gunung, dan akrab dengan olahraga panjat tebing. Namun, tetaplah ia seorang yang ramah dan rendah hati.
Honorable Mention (1)
[caption caption="Honorable Mention (1)"]
Reza aka Fadli Zontor seperti Kumbakarna, sangat sakti, sulit diatur, tapi memiliki hati nurani. Ia tertarik menganalisis isu aktual di bidang politik tanah air. Berada di kubu Jokowi, tetapi bukan peminum limbah pokoknya asal Jokowi. Analisisnya lebih tajam daripada cutter buatan Jerman, yang ia bungkus dengan gaya tulisan yang ringan, runtut, menghibur, dan tidak bertele-tele.
Ia mengupasnya secara sitematis, sehelai demi sehelai, sampai tuntas. Tulisannya yang enak dibaca itu ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya seolah merupakan "Tajuk Rencana" atau sarapan politik di Kompasiana.
Susah diatur? Tidak usah ditanya, verifikasi akunnya saja "merah". Alih-alih menggunakan EYD, ia menggunakan bahasa Jakarta Modern, seperti kata "gw" sebagai ganti "saya". Tapi itulah ciri khasnya, dan penggemarnya melimpah bagaikan Bengawan Solo di bulan Januari-Februari...
Honorable Mention (2)
[caption caption="Honorable Mention (2)"]
Yos Mo aktif menulis di kanal Olahraga Kompasiana. Meskipun sudah bergabung di Kompasiana sejak awal tahun 2011 dan pernah ON-OFF, namun kehadirannya menjadi fenomenal setelah comeback-nya pada pertengahan Juni 2015, di mana ia telah menulis 155 artikel di Kompasiana hanya dalam 40 hari awal. Namun yang membuatnya beken di Kompasiana adalah tulisan serialnya berupa kurasi artikel pilihan. Semangat menulisnyapun makin menggebu. Sampai pada akhir September 2015 ia telah menulis 100 hari nonstop, menghasilkan 260 artikel.
Ia menulis bukan sekadar demi kuantitas, tulisannya akurat, rinci, dan mendalam, tanda penulisnya menguasai persoalan. Tidak mengejutkan apabila tulisannya "Keberanian Sampaoli Ubah Strategi Berujung La Roja Juara" terpilih menjadi pemenang pertama Blog Competition Copa América 2015 bersama Kompas TV, dan ia berhak mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp7.000.000,00.