Mohon tunggu...
Suyono Apol
Suyono Apol Mohon Tunggu... Insinyur - Wiraswasta

Membaca tanpa menulis ibarat makan tanpa produktif.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Kecoak yang Takut Mesin Penghisap Debu

7 November 2015   14:24 Diperbarui: 7 November 2015   14:24 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Two Cockroaches"][/caption]

Suyono Apol, No. 44

"Ade, hati-hati ! Ada cecak di sudut itu!" Teriak Corkaka kepada adiknya, Ocrade.

"Kaka, mengapa kecoak banyak musuhnya yang lebih kuat?"

"Jangan salah De, kecoak adalah binatang yang memiliki ketahanan hidup yang sangat tinggi."

"Tapi badan kita lunak, tergencet batu saja bisa hancur."

"Begini, kecoak sudah ada sejak sekitar 320 juta tahun lalu tanpa banyak perubahan, sementara dinosaurus punah pada sekitar 65 juta tahun lalu, dan belum ada manusia saat itu. Kecoak bisa hidup tanpa minum selama seminggu, atau tanpa makan selama sebulan, atau ditenggelamkan dalam air selama setengah jam. Bahkan kecoa tetap hidup selama seminggu setelah kepalanya dipisahkan, itupun ia mati karena dehidrasi, ia tidak bisa minum tanpa kepala. Kecoak juga bisa tahan paparan radiasi nuklir enam sampai 15 kali lebih kuat daripada manusia."

"Lari...!" Mereka berteriak dan lari menghindari sebuah sandal jepit yang melayang dan menghantam lantai tempat mereka berada sebelumnya.

Setelah berada di tempat yang aman, Corkaka menegur Ocrade, "De, tadi kau larinya menabrak aku karena kau salah arah. Itu terjadi karena bagian ekormu basah."

"Lho, apa hubungannya lari salah arah dengan ekor yang basah?"

"Begini De, di bagian belakang badan kita ada semacam sepasang antena tapi pendek, namanya cerci. Masing-masing benda itu memiliki sekitar 200 rambut halus yang sangat sensitif terhadap angin. Kalau ada makhluk lain bergerak di dekat kita, aliran anginnya berubah, jadi kita tahu adanya bahaya dan dari arah mana, lalu kita lari ke arah yang berlawanan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun