Solidaritas Siswa SMA, Belikan Rekan Sepeda Praktekkan Profil Pelajar Pancasila
Oleh: Suyito Basuki
Â
Sebuah akun Twitter X HERMANSYAH 2 @BEBEK_NKRI_2 membagikan sebuah video Tik-tok yang menceritakan saat sebuah komunitas anak-anak SMA di halaman sekolahnya memberikan sebuah sepeda kepada rekannya yang bernama Romsi. Â Dalam cuplikan percakapan video itu disimpulkan bahwa Romsi datang sekolah sering telat karena ke sekolah dengan berjalan kaki.
Rekan-rekan Romsi kemudian mengumpulkan uang dengan cara patungan yang hasilnya kemudian dibelikan sebuah sepeda gunung yang mungkin saja seharga 2-3 jutaan. Â Romsi yang malu-malu kemudian didaulat menaiki sepeda gunung itu dengan sorakan bahagia teman-temannya.
 Tindakan Terpuji di Tengah Berita Bully
Sekarang ini banyak terjadi bully sesama anak sekolah. Â Karena seorang anak sekolah yang dibully atau ditundung oleh temannya, maka ia enggan lagi bersekolah atau bahkan ia melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan dirinya, hingga bunuh diri. (baca: https://www.detik.com/jatim/berita/d-7092843/cerita-sedih-siswa-sd-di-banyuwangi-gantung-diri-gegara-di-bully)
Tindakan membully sesama rekan sekolah ini sudah sampai pada tahap yang meresahkan dan ini terasa ironi di tengah maraknya pemerintah menggenjot sebuah program sekolah menjadikan murid sekolah memiliki profil pelajar Pancasila.
Ciri Profil Pelajar Pancasila
Murid yang memiliki profil pelajar Pancasila secara ideal memiliki beberapa sikap yang diharapkan. Â Mengutip https://ditpsd.kemdikbud.go.id/ yang merupakan akun resmi Direktorat Sekolah Dasar, profil pelajar Pancasila memiliki enam ciri sikap yang diharapkan:
Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:
- Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.
Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
- Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
- Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.
Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
- Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
- Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.
Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan.
- Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
Oleh karenanya tindakan membully sesama pelajar itu sebenarnya tidak masuk akal dilakukan pelajar yang telah diajar dan diharapkan memiliki profil ideal pelajar Pancasila.
 Kepedulian dan BerbagiÂ
Pada saat rekan-rekan Romsi mengumpulkan uang secara patungan kemudian membelikan sepeda gunung dan memberikannya sepeda itu kepada Romsi supaya bersekolah tidak lagi jalan kaki, itu sebuah tindakan kepedulian dan kemauan berbagi dan itulah esensi dari hidup bergotong royong.
Siapa pun yang melihat hal ini pasti akan terharu. Â Guru-guru sekolah Romsi pasti akan merasa bangga mempunyai anak didik yang memiliki kehidupan nyata dalam bergotong royong murid-muridnya. Â Semestinya guru-guru sekolah Romsi menjadikan fakta itu sebagai semacam pilot project untuk tindakan-tindakan kebaikan lainnya di lingkungan sekolahnya. Â Murid-murid komunitas pemberi sepeda itu perlu mendapat penghargaan, setidaknya ucapan terima kasih dari pihak sekolah.
 Tanggapan Positif
Akun-akun twitter X rata-rata menanggapi secara positif apa yang dilakukan oleh rekan-rekan Romsi tersebut.Â
Akun Twitter X RDG @incognltoo menulis: Jarang loh ada temen sekelas yang bisa care kayak gini, beruntung banger romsi, semoga kamu sukses terus ya Buat temen2 sekelasnya juga semoga masuk kampus yg diinginkan atau dapat pekerjaan yg sesuai kemauan aamiinn.
Akun Teitter Sendal Chavid Aink @YudhaNaren78184 mencuit: Ini baru teladan bagi adik adik generasi kini, beginilah seharusnya cara menanamkan jiwa saling asi asuh dan asah dlm berpendidikan bukn tawuran digdein bukan bikin genk atau membully dibudayakan. Â Indonesia kedepan butuh negerasi yang baik ahlaknya bkn culas.
Akun Yulhendri @Yulhend28458529 menorehkan: MasyaAllah keren sekali anak anak muda...bak bumi dan langit dengan tukang bully teman sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H