Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Pameran Lukis Nanang Widjaya Makin Kukuhkan Gaya Lukis Cat Air "On The Spot"

3 September 2024   15:13 Diperbarui: 3 September 2024   17:42 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Goddes of Mercy 3 (sumber gambar: Katalog Pameran)

Pameran Lukis Nanang Widjaya Makin Kukuhkan Gaya Lukis Cat Air 'On the Spot'

Oleh: Suyito Basuki

Nanang Widjaya, oleh Godod Sutejo pernah disebut sebagai salah satu pelukis Jogja yang termasuk top atau "naik daun".  Saat itu saya sedang membuat tulisan Pameran Seni Rupa IKASSRI Volume #7 Juni 2024. 

Nanang Widjaya pria kelahiran Jakarta 27 Agustus 1970 di Mangga dua Bedeng Jakarta- Utara, lulus dari Sekolah Seni Rupa Jogjakarta atau SMSR pada tahun 1990 yang saat ini tinggal di Yogyakarta mendirikan NW Art Space di Jogjakarta pada tahun 2020 memang sedang bersinar kariernya sebagai seorang pelukis.  Sejak pameran tunggal perdana di Brayut Gallery Ubud Bali 1997 hingga tahun 2024 ini tercatat sudah menyelenggarakan  pameran tunggal sebanyak 20 kali. 

Pameran tunggal dengan tajuk Odyssey to Cityscape yang diadakan di 75 Gallery Jl. Mampang Prapatan Raya No. 75 A, samping dealer Mercedes Benz Jakarta Selatan, 18 Agustus -- 8 September 2024 ini adalah pameran tunggalnya yang ke-22.  Sedang pameran bersama pelukis lain sejak pameran bersama Kelompok Legenda 87 di Gallery SMSR Yogyakarta tahun 2017 hingga pameran South Asia Exhibiton Painting, Serawak Kuching Malaysia tahun 2023 kemarin tercatat ia sudah lakukan 34 kali pameran.  Melihat catatan perjalanan pameran lukisan yang ia lakukan baik tunggal maupun bersama-sama, itu berarti hampir setiap tahun Nanang Widjaya lakukan pameran.  Bahkan dalam satu tahun bisa 3 kali pameran tunggal dan 4-5 kali pameran bersama!

 

Gaya 'on the spot' seperti pada era 'Moi Indie'

Aak Nurjaman, kritikus seni rupa Jogja yang memberi pengantar dalam katalog menyebutkan bahwa Nanang Widjaya selama ini dikenal luas sebagai pelukis 'on the spot' bermedia cat air. Objek-objek lukisannya mengangkat bangunan-bangunan heritage dan pemandangan kota berikut hiruk-pikuk kesibukan masyarakatnya.  "Karya-karya lukisan Nanang Widjaya bisa dikatakan mengajak kita untuk menelusuri kembali sejarah pembentukan seni rupa modern-Indonesia yang dimulai oleh para pelukis Belanda yang semula ditugaskan untuk melengkapi proses pendokumentasian pembuatan jalan (rail) kereta api di daerah jajahan yang disebut Hindia. 

Namun di antara mereka ada juga yang menjadi pelukis professional, antara lain: Andreas Beckman yang melukis Benteng Batavia pada (1656), Jean Frank, Ernest Detjenze, Ducattel, Walter Spies dan lain-lain yang terkenal dengan lukisan pemandangan alam Hindia. Di antara para pelukis pemandangan alam, terdapat beberapa pelukis Eropa antara lain: Roland Strasser, Rudolf Bonnet, Antonio Blanco, Romualdo Locatelli yang melukis potret kaum pribumi daerah jajahan," demikian Aak Nurjaman.

Gaya 'on the pot', lukis langsung di keramaian (Dokumen Nanang Widjaya) 
Gaya 'on the pot', lukis langsung di keramaian (Dokumen Nanang Widjaya) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun