Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Selamat Jalan Godod Sutejo, Pelukis Alam Sepi Jogja ke Keabadian

28 Agustus 2024   17:46 Diperbarui: 29 Agustus 2024   09:58 5073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Godod Sutejo dengan air seduhan bunga ketelang (dokumen pribadi) 

Tidak saja soal pameran lukisan, tetapi kegiatan yang bersinggungan dengan budaya, dimana beliau menjadi pemrakarsa atau terlibat di dalamnya, maka saya pasti diberi info berikut kelengkapannya. Seperti soal pusaka keris, peringatan tahun Jawa, Kemah Budaya dan lain-lain saya diinfo dan kemudian saya tulis di Kompasiana. 

Saya bersama istri berkunjung juga belum lama ini untuk melihat usaha sampingannya mengembangkan bunga ketelang untuk terapi kesehatan. Saya bersama istri melihat perkebunan sederhana yang dengan tekun dirawat Godod Sutejo dan mbak Atik.

Saya kemudian menulis usahanya terhadap kembang ketelang ini di Kompasiana dan kalau tidak salah telah dilihat sekitar 8.000 viewer. Saya sampaikan ke beliau bahwa sudah sekian viewer yang melihat artikel bunga ketelang, beliau nampak senang.

Godod Sutejo dengan air seduhan bunga ketelang (dokumen pribadi) 
Godod Sutejo dengan air seduhan bunga ketelang (dokumen pribadi) 

Di rumahnya yang sekaligus menjadi galeri untuk lukisan-lukisannya yang diberi nama Posnya Seni Godod, tersedia kamar-kamar yang disediakan untuk para pelancong baik dari domestik maupun dari luar negeri.

Suatu ketika ada pelancong yang ternyata seorang pelukis dari negeri sakura Jepang yang menginap di rumahnya. Jadilah kemudian sebuah kolaborasi melukis bersama antara pelukis Jepang ini dengan Godod Sutejo dan kawan-kawan pelukis Jogja. Saya telah menulis kegiatan itu juga di Kompasiana.

Pengalaman covid 19 memberi inspirasi kepada Godod Sutejo untuk mengerjakan pekerjaan apa saja demi survive sebagai seorang seniman. Godod Sutejo pernah memberi info bahwa para pelukis dan pekerja seni Joga pada masa Covid-19 banyak mendirikan kafe, demi survive. Selepas Covid-19, Godod Sutejo bersama rekan-rekan pelukis kemudian menyelenggarakan lukis bersama di salah satu kafe tersebut.

Sejak tahun 1990-an saya merantau ke Yogya bersama istri, ketika itu beliau awal-awal mandhegani Festival Kesenian Yogyakarta (FKY), kami sudah intensif berkomunikasi. 

Oleh karenanya saya tahu koleksi-koleksi motor gedenya Harley Davidson yang ada beberapa dipajang di galerinya, kemudian juga barang-barang lawasan seperti setrika lawas dengan berbagai model, lampu-lampu petromax dengan sumbu kainnya, radio-radio transistor kuno dari jaman ke jaman, akik-akik, keris-keris dan barang-barang antik lainnya.

Setelah masa Covid-19 berlalu saya tidak lagi melihat motor-motor gedhenya. Saya bertanya, ke mana motor-motornya mas?

Dengan polos dia jawab, sudah dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Entah benar entah tidak jawaban beliau, saya kurang tahu persis. Tapi yang jelas, selama "berkawan" sejauh ini, beliau selalu berbicara apa adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun