Klakson Telolet Damkar Bikin Gembira Penonton Pawai Kemerdekaan
Oleh: Suyito Basuki
Bisa-bisanya mobil Damkar (pemadan kebakaran) bikin hati gembira para penonton pawai kemerdekaan Kecamatan Ambarawa Minggu 18 Agustus 2024 beberapa hari yang lalu. Â Para penonton yang berjajar di pinggir jalan, terutama anak-anak, begitu mereka mendengar nada klakson telolet, maka mereka berhamburan ke jalan menyapa mobil damkar itu.
Untuk kendaraan umum, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang kendaraan, klakson telolet sebenarnya sudah dilarang. Â Disebutkan pada pasal 69 bahwa suara klakson paling rendah 83 desibel atau paling tinggi 118 desibel dan apabila melanggar akan dikenakan sanksi denda sebesar Rp 500.000.
Pemerintah Surakarta jelas-jelas melarang penggunaan klakson telolet ini. Â Penggunaan klakson telolet menurut catatan https://surakarta.go.id/?p=30466 dapat membahayakan keselamatan pengguna bus dan bisa mempengaruhi rem angin yang digunakan oleh kendaraan yang memasangnya. Dalam pengujian kendaraan bermotor, Dishub Solo juga tidak akan meloloskan kendaraan atau bus yang menggunakan klakson telolet.
Juga dengan klakson telolet dibunyikan, maka pengendara yang lain hilang konsentrasi dan bisa juga mengagetkan. Â Selain itu sudah bukan rahasia lagi, anak-anaklah yang sering menghadang truk maupun bus di pinggir jalan, bahkan di jalan tol sambil meminta klakson telolet dibunyikan. Â Hal ini sangat membahayakan bagi anak-anak tersebut dan pengguna jalan.
Idola Masyarakat
Unit Damkar diam-diam telah menjadi idola masyarakat. Â Saat saya bertanya kepada seorang anak, kelak kalau sudah besar pengin jadi apa? Â Jawabannya tegas, ia pengin jadi sopir mobil damkar! Â Mainannya tidak sekedar mobil-mobilan jenis sedaan atau truk, tetapi mobil-mobilan damkar yang berwarna merah.
Meski namanya Damkar, tetapi yang ditangani ternyata tidak saja memadamkan peristiwa kebakaran. Â Pernah petugas Damkar Kabupaten Sleman sebagaimana yang dicatat di https://satpolpp.slemankab.go.id/, dengan menggunakan alat pemecah batu membongkar keramik di rumah warga perumahan Griya Perwita Sleman. Â
Petugas terpaksa melakukan itu karena itulah satu-satunya jalan mengevakuasi kucing yang terjebak di dalam pipa saluran resapan air. Â Akhirnya kucing yang masih kecil atau disebut "cemeng" itu berhasil dievakuasi sesudah pipa yang ditanam di bawah lantai dibongkar dan dipotong.
Menyelamatkan hewan, menangkap ular beracun yang membahayakan warga, sebenanrnya bukan tugas pokok Damkar. Â Yang menjadi tugas pokok adalah menyelamatkan korban baik kebakaran maupun non kebakaran. Â Tapi pada kenyataannya demi menyelamatkan warga, petugas Damkar rela juga memindahkan tawon vespa yang mengancam keselamatan warga.
Pernah juga sebagaimana yang dicatat oleh https://satpolpp.slemankab.go.id/, petugas Damkar menenangkan seorang remaja wanita yang kesakitan karena sebuah cincin tersangkut di jarinya hingga menyebabkan tangannya membengkak. Â Petugas Damkar berhasil menolong memotong cincin tersebut tanpa sedikit pun melukai jari remaja tersebut.
Petugas Damkar Jember sebagaimana ditulis dalam akun instagram pemerintah Jember https://www.instagram.com/p/C9FC2eKSdg4/ juga melakukan tugas yang sebenarnya bukan tugas pokok mereka. Â Mereka mengevakuasi ular atau binatang yang masuk ke dalam rumah warga. Seperti yang terjadi pada Sabtu siang 6 Juli 2024 sekitar pukul 15.57 WIB telah berhasil mengevakuasi seekor Ular Kobra sepanjang 1 meter. Â
Deskripsi peristiwanya: Lima personel Damkar dari Pos Komando Kota dikerahkan menuju lokasi sekitar pukul 14.53 WIB yang beralamat di Jl. MT. Haryono Gg. Mojopahit, Lingkungan Sumber Ketangi, Kelurahan Wirolegi, Kecamatan Sumbersari. Proses evakuasi ular Weling menggunakan alat grap dan hook, lalu ular diamankan ke dalam karung untuk di bawa ke Markas Damkar.
Pernah pula petugas Damkar menenangkan dan menyelamatkan anak yang kepalanya masuk ke kaleng biskuit. Â Anak itu sebenarnya bermain-main dengan memasukkan kepalanya ke kaleng bekas biskuit. Â Begitu kepalanya masuk, anak itu tidak bisa mengeluarkan kepalanya. Â Panik dan menangislah anak itu. Â Petugas Damkar yang dihubungi segera datang dan menyelamatkan anak itu dari kaleng biskuit yang membekap kepalanya. Â Keren kan tugas Damkar? Â Maka pantas jadi idola.
Siram Jalan
Pada karnaval atau pawai dengan tajuk Pawai Pembangunan Kab. Semarang dan Kirab Budaya Kecamatan Ambarawa, selain satuan pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan SMK juga masyarakat Ambarawa yang terbagi dalam kontingen desa mengikuti karnaval dengan menampilkan kekhasan unggulan desanya.Â
Selain itu kontingen perwakilan kecamatan-kecamatan se kabupetan Semarang juga mengikuti karnaval dengan menampilkan hasil unggulan khas daerah mereka masing-masing. Kecamatan Bandungan misalnya, menampilkan replika obyek wisata Gedongsongo dan rangkaian bunga yang menunjukkan bahwa Kecamatan Bandungan sumber bunga karena ada perkebunan bunga dan obyek wisata yang menampilkan keindahan bunga. Â Di perjalanan, peserta yang duduk di mobil bak terbuka dengan dikelilingi bunga-bunga itu sesekali menaburkan bunga mawar ke arah penonton. Â Tentu ini menjadi pemandangan yang unik.
Kecamatan Susukan lain lagi. Â Kecamatan susukan menampilkan hasil kerajinan bambu. Â Bambu yang dipilin-pilin sehingga menjadi bentuk sebuah piring dirangakai sebagai hiasan di mobil bak terbuka. Â Ibu-ibu yang duduk di bak terbuka itu saat rombongan berhenti melemparkan beberapa piring bambu dan disambut dengan gembira oleh para penonton.
Mobil Damkar yang berada di ujung depan seolah tahu situasi siang yang panas. Â Petugas damkar kemudian menyemprotkan air ke jalan yang dilalui oleh peserta karnaval. Â Jalanan kemudian menjadi sejuk dan debu tidak lagi beterbangan. Â Sesekali petugas Damkar dengan nakal mengarahkan semprotannya ke arah penonton, penonton kaget dan riuh rendahlah mereka.
Pada rombongan terakhir Damkar muncullah 2 buah mobil Damkar yang membunyikan klakson telolet. Â Entah nada tolilet Basuri atau menunjuk ke nada lagu apa. Â Tetapi liukan dan kerasnya nada membuat pronton berjingkrak dan anak-anak yang semula menonton di pinggir jalan, berdiri menghambur menyambut kedua mobil Damkar dengan klakson teloletnya itu. Â Merdeka!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H