Petugas terpaksa melakukan itu karena itulah satu-satunya jalan mengevakuasi kucing yang terjebak di dalam pipa saluran resapan air. Â Akhirnya kucing yang masih kecil atau disebut "cemeng" itu berhasil dievakuasi sesudah pipa yang ditanam di bawah lantai dibongkar dan dipotong.
Menyelamatkan hewan, menangkap ular beracun yang membahayakan warga, sebenanrnya bukan tugas pokok Damkar. Â Yang menjadi tugas pokok adalah menyelamatkan korban baik kebakaran maupun non kebakaran. Â Tapi pada kenyataannya demi menyelamatkan warga, petugas Damkar rela juga memindahkan tawon vespa yang mengancam keselamatan warga.
Pernah juga sebagaimana yang dicatat oleh https://satpolpp.slemankab.go.id/, petugas Damkar menenangkan seorang remaja wanita yang kesakitan karena sebuah cincin tersangkut di jarinya hingga menyebabkan tangannya membengkak. Â Petugas Damkar berhasil menolong memotong cincin tersebut tanpa sedikit pun melukai jari remaja tersebut.
Petugas Damkar Jember sebagaimana ditulis dalam akun instagram pemerintah Jember https://www.instagram.com/p/C9FC2eKSdg4/ juga melakukan tugas yang sebenarnya bukan tugas pokok mereka. Â Mereka mengevakuasi ular atau binatang yang masuk ke dalam rumah warga. Seperti yang terjadi pada Sabtu siang 6 Juli 2024 sekitar pukul 15.57 WIB telah berhasil mengevakuasi seekor Ular Kobra sepanjang 1 meter. Â
Deskripsi peristiwanya: Lima personel Damkar dari Pos Komando Kota dikerahkan menuju lokasi sekitar pukul 14.53 WIB yang beralamat di Jl. MT. Haryono Gg. Mojopahit, Lingkungan Sumber Ketangi, Kelurahan Wirolegi, Kecamatan Sumbersari. Proses evakuasi ular Weling menggunakan alat grap dan hook, lalu ular diamankan ke dalam karung untuk di bawa ke Markas Damkar.
Pernah pula petugas Damkar menenangkan dan menyelamatkan anak yang kepalanya masuk ke kaleng biskuit. Â Anak itu sebenarnya bermain-main dengan memasukkan kepalanya ke kaleng bekas biskuit. Â Begitu kepalanya masuk, anak itu tidak bisa mengeluarkan kepalanya. Â Panik dan menangislah anak itu. Â Petugas Damkar yang dihubungi segera datang dan menyelamatkan anak itu dari kaleng biskuit yang membekap kepalanya. Â Keren kan tugas Damkar? Â Maka pantas jadi idola.
Siram Jalan
Pada karnaval atau pawai dengan tajuk Pawai Pembangunan Kab. Semarang dan Kirab Budaya Kecamatan Ambarawa, selain satuan pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan SMK juga masyarakat Ambarawa yang terbagi dalam kontingen desa mengikuti karnaval dengan menampilkan kekhasan unggulan desanya.Â
Selain itu kontingen perwakilan kecamatan-kecamatan se kabupetan Semarang juga mengikuti karnaval dengan menampilkan hasil unggulan khas daerah mereka masing-masing. Kecamatan Bandungan misalnya, menampilkan replika obyek wisata Gedongsongo dan rangkaian bunga yang menunjukkan bahwa Kecamatan Bandungan sumber bunga karena ada perkebunan bunga dan obyek wisata yang menampilkan keindahan bunga. Â Di perjalanan, peserta yang duduk di mobil bak terbuka dengan dikelilingi bunga-bunga itu sesekali menaburkan bunga mawar ke arah penonton. Â Tentu ini menjadi pemandangan yang unik.
Kecamatan Susukan lain lagi. Â Kecamatan susukan menampilkan hasil kerajinan bambu. Â Bambu yang dipilin-pilin sehingga menjadi bentuk sebuah piring dirangakai sebagai hiasan di mobil bak terbuka. Â Ibu-ibu yang duduk di bak terbuka itu saat rombongan berhenti melemparkan beberapa piring bambu dan disambut dengan gembira oleh para penonton.
Mobil Damkar yang berada di ujung depan seolah tahu situasi siang yang panas. Â Petugas damkar kemudian menyemprotkan air ke jalan yang dilalui oleh peserta karnaval. Â Jalanan kemudian menjadi sejuk dan debu tidak lagi beterbangan. Â Sesekali petugas Damkar dengan nakal mengarahkan semprotannya ke arah penonton, penonton kaget dan riuh rendahlah mereka.