Ada rasa kuatir juga saat mobil berada di bengkel cat. Â Kami belum tahu pemilik bengkel cat, kualitas dan kredibilitasnya bagaimana. Â Kami berpikir keamanan mobil dan lain-lain. Â Terus terang saat di Jepara, saya merasakan kegelisahan. Â Tapi ya sudah mau bagaimana lagi?
Akhirnya saya sempatkan ke Salatiga. Â Bertemu dengan bengkel cat dan penabrak di bengkel cat Kalitaman. Â Bengkel cat berkata,"Mobil bapak masih mending dari pada mobil si penabrak yang parah bemper maupun kap mobilnya." Â Atas pernyataan itu saya marah memang. Â Kok bisa-bisanya membandingkan seperti itu, kan itu bukan karena tabrakan adu banteng misalnya.
Saat bertemu dengan penabrak saya ungkapkan memang kekecewaan saya atas perilakunya. Â Tidak saja kesembronoannya menyebabkan cacat pada mobil saya tetapi juga membahayakan jiwa anak saya. Â Bagaimana kalau anak saya karena kaget kemudian timbul gangguan kesehatannya?
Pada akhirnya saya memaafkannya tetapi dengan syarat peristiwa seperti itu jangan sampai terulang lagi. Â Saya minta dia hati-hati dalam mengendarai mobilnya di kemudian hari.
Selesai Pengecatannya
Mungkin hampir sebulan, akhirnya mobil selesai pengecatannya. Â Pihak penabrak membayar biaya pengecatan mobil 2,5 juta. Â Saya nambah 500 ribu untuk perbaikan bemper samping yang pecah-pecah sebelumnya.
Meski bemper depan belakang catnya baru, tetapi presisinya kurang bagus, masih agak mengkap sedikit. Â Kap mobil pun juga kurang presisinya. Â Kalau bagian kiri yang disetel supaya rapi, maka bagian kanan akan sedikit terbuka, demikian sebaliknya.
Ya sudahlah, meski mobil tidak 100 persen kembali seperti semula, kami akhirnya menerima keadaan itu. Â Yang kami syukuri adalah anak saya tidak trauma dan dirinya tidak ada gangguan kesehatan sama sekali sampai hari ini.
Kenangan bulan Suro yang tidak menyenangkan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H