Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan Bulan Suro, Mobil Ditabrak dari Belakang

8 Agustus 2024   18:03 Diperbarui: 8 Agustus 2024   18:05 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ditabrak dari belakang (dokumen pribadi) 

Kenangan Bulan Suro, Mobil Ditabrak dari Belakang

Oleh: Suyito Basuki

 

Hari ini hari kedua di bulan Jawa Sapar.  Itu berarti telah dua hari ini meninggalkan bulan Suro yang menurut keyakinan orang Jawa kuno, bulan yang angker. 

Saking angkernya, maka ada larangan orang punya hajat pada bulan Suro ini.  Dengan demikian, para seniman panggung setiap bulan Suro siap-siap untuk beristirahat dari kesibukan mereka bekerja.

Terkejut dengar kabar

Dua tahun yang lalu saya berada di Jepara saat anak-anak berada di Salatiga.  Si bungsu dan kakaknya kuliah di UKSW, sedang masnya kuliah di UNY Yogyakarta, tinggal menyelesaikan skripsi.  Meski masnya kuliah di UNY, tetapi tinggal di Salatiga bersama adik-adiknya.

Hari itu, di bulan Suro, masnya menjemput adiknya usai kuliah.  Saat lampu trafic light di perempatan jalan Diponegoro dan Wolter Monginsidi atau depan LP anak saya menghentikan mobil kecilnya.  Di depan berhenti mobil jenis Avanza.

Tiba-tiba:"duak!" sebuah mobil minibus menabrak dari belakang.  Sangat keras.  Mobil yang dikendarai anak saya secara otomatis menabrak mobil di depannya, seperti permainan karambol jadinya.  Mobil kami penyok bemper depan dan belakang.  Mobil di depan penyok bemper belakang dan mobil yang menabrak penyok depan sangat parah.

Saya tahu kejadian itu karena ditelpon anak saya.  "Pah, mobilnya ditabrak orang." Demikian ujarnya.  Saya terkejut mendengar kabar itu.  Saya bertanya ini itu dan sebab-musababnya.

Dibawa ke bengkel cat

Anak saya kemudian menjelaskan bahwa mobil sudah dibawa ke bengkel cat daerah Kalitaman Salatiga oleh si penabrak.  Sementara menurutnya, mobil yang tertabrak karambol di depannya sudah diberi uang kerugian dan telah melanjutkan perjalanan.

Perasaan marah, jengkel bercampur aduk.  Marah karena penabrak itu lalai sekali mengendarai mobilnya sehingga mencelakai kendaraan yang lain.  Bagi yang tahu jalan Diponegoro Salatiga itu kan posisinya datar dan lurus.  Dari arah bundaran jalan Jendral Sudirman ke arah UKSW atau Jetis tidak ada hambatan sama sekali. 

Pengendara yang menurut pengakuannya seorang driver ojek online, tentunya tahu keadaan jalan tersebut.  Tapi alasannya remnya tidak berfungsi.  Saya tidak percaya begitu saja.  Kemungkinan besar dia sedang asyik dengan gawainya sementara dia tidak memperhatikan lampu merah di trafic light yang ada di depannya, sehingga mobil ya ng ia kendarai tetap melaju kencang.  Kemudian terjadilah kecelakaan itu.

Ke Kantor Polisi?

Di jalan Diponegoro itu ada sebuah kantor Polsek, kenapa anak saya tidak menyelesaikan di kantor polsek saja?  Surat kendaraan lengkap, dia pun punya SIM A.  Tetapi sebagai seorang pendatang, tentu dia merasa bingung sehingga solusi untuk diselesaikan secara kekeluargaan merupakan jalan yang terbaik baginya. 

Tetapi kalau saya diminta pertimbangan sebelumnya, maka kemungkinan besar diurus di kantor polisi.  Alasannya akan ada kepastian hukum yang jelas.  Tetapi mungkin juga agak ribet karena mobil menjadiobarang bukti peristiwa kecelakaan, sehingga kemungkinan diinapkan beberapa hari di kantor polsek dan saat mengambilnya pun tidak sesederhana yang kita pikirkan.

Tetapi saat anak saya menginfo mobil berada di bengkel cat Kalitaman itu, segera saya minta untuk mendatangi bengkel cat tersebut dan memfoto kondisi mobil.  Aduh mobil terlihat parah!

Kondisi mobil di depannya (dokumen pribadi) 
Kondisi mobil di depannya (dokumen pribadi) 

Pindah Bengkel Cat

Di hari berikutnya, saat anak saya menengok mobil di bengkel cat, ternyata sudah tidak ada di tempat.  Mobil dioper ke bengkel cat mobil yang lain di daerah Blotongan Salatiga.  Wah mindah mobil ke bengkel cat lain tidak rundingan sama pemilik mobilnya.

Ada rasa kuatir juga saat mobil berada di bengkel cat.  Kami belum tahu pemilik bengkel cat, kualitas dan kredibilitasnya bagaimana.  Kami berpikir keamanan mobil dan lain-lain.  Terus terang saat di Jepara, saya merasakan kegelisahan.  Tapi ya sudah mau bagaimana lagi?

Akhirnya saya sempatkan ke Salatiga.  Bertemu dengan bengkel cat dan penabrak di bengkel cat Kalitaman.  Bengkel cat berkata,"Mobil bapak masih mending dari pada mobil si penabrak yang parah bemper maupun kap mobilnya."  Atas pernyataan itu saya marah memang.  Kok bisa-bisanya membandingkan seperti itu, kan itu bukan karena tabrakan adu banteng misalnya.

Saat bertemu dengan penabrak saya ungkapkan memang kekecewaan saya atas perilakunya.  Tidak saja kesembronoannya menyebabkan cacat pada mobil saya tetapi juga membahayakan jiwa anak saya.  Bagaimana kalau anak saya karena kaget kemudian timbul gangguan kesehatannya?

Pada akhirnya saya memaafkannya tetapi dengan syarat peristiwa seperti itu jangan sampai terulang lagi.  Saya minta dia hati-hati dalam mengendarai mobilnya di kemudian hari.

Selesai Pengecatannya

Penyok bemper depan (dokumen pribadi) 
Penyok bemper depan (dokumen pribadi) 

Mungkin hampir sebulan, akhirnya mobil selesai pengecatannya.  Pihak penabrak membayar biaya pengecatan mobil 2,5 juta.  Saya nambah 500 ribu untuk perbaikan bemper samping yang pecah-pecah sebelumnya.

Meski bemper depan belakang catnya baru, tetapi presisinya kurang bagus, masih agak mengkap sedikit.  Kap mobil pun juga kurang presisinya.  Kalau bagian kiri yang disetel supaya rapi, maka bagian kanan akan sedikit terbuka, demikian sebaliknya.

Ya sudahlah, meski mobil tidak 100 persen kembali seperti semula, kami akhirnya menerima keadaan itu.  Yang kami syukuri adalah anak saya tidak trauma dan dirinya tidak ada gangguan kesehatan sama sekali sampai hari ini.

Kenangan bulan Suro yang tidak menyenangkan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun