Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mangsa Mbedhidhing, Pengaruh Aphelion atau Matahari Condong ke Utara?

16 Juli 2024   10:12 Diperbarui: 16 Juli 2024   10:19 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hawa dingin di Pulau Jawa penyebabnya Muson atau Aphelion? (Times Indonesia) 

Mangsa Mbedhidhing, Pengaruh Aphelion atau Matahari Condong ke Utara?

Oleh: Suyito Basuki

Saya melihat informasi suhu udara di HP, hari ini Ambarawa Cerah 23 drajat Celcius; sedangkan Karanggondang Cerah 24 drajat Celsius.  Ambarawa Kabupaten Semarang adalah tempat sekarang saya banyak menghabiskan waktu sekarang ini.  Sebelumnya saya tinggal di desa Karanggondang Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara menjalankan tugas sehari-hari.

Kedua daerah yang sebutkan ini sangat kontras.  Ambarawa terletak 40 km dari kota Semarang.  Ambarawa yang pernah menjadi ibukota Kabupaten Semarang ini berada di 486 m di atas permukaan air laut.  Perkampungan, khususnya di daerah Ngampin, terdapat di lereng bukit dan tanah perkebunan.  Letak Ambarawa yang berada di jalur lintas Semarang -- Yogyakarta menjadikan Ambarawa terhitung sangat ramai.

Ambarawa berdekatan dengan kota Salatiga.  Suhu udara sehari-hari antara kedua daerah itu hampir sama.  Keduanya terkenal dengan daerah yang memiliki suhu udara yang dingin.

Sementara Karanggondang Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, terletak di dekat Laut Jawa.  Ada 2 (dua) buah pantai yang dimiliki karanggondang, yakni Pantai Pailus dan Pantai Mpu Rancak.  Pantai Pailus memiliki pasir putih dan ombak yang tenang serta air laut yang bersih.  Dengan demikian banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar atau luar kota untuk mandi dan bercengkerama di pinggir pantai.  Sedang Pantai Mpu Rancak lebih menyediakan wisata kuliner.  Berbagai menus sea food bisa didapatkan di warung-warung yang berjajar di pantai Mpu Rancak ini.

Sebagaimana daerah Jepara pada umumnya, Karanggondang memiliki suhu udara yang panas.  Suhu udara umumnya berkisar 32 drajat Celcius.  Suhu udara yang panas ini membuat tubuh mudah berkeringat.  Meski demikian, keadaan suhu udara yang panas ini tidak menyurutkan orang untuk bekerja keras mengolah bahan kayu menjadi peralatan meubel dan ukiran yang menjadi denyut nadi ekonomi orang-orang Jepara.

Mangsa Mbedhidhing

Beberapa hari sebelumnya, Ambarawa suhu udaranya mencapai 19 drajat Celcius.  Tidak hanya Ambarawa saja, tetapi juga di Karanggondang Jepara memiliki penurunan suhu udara yang drastis.

Beberapa daerah khususnya di Jawa, sebagaimana yang ditulis berbagai akun di twitter mengalami penurunan suhu udara.  Ada bahkan yang bilang suhu udara di daerahnya seperti di kutub utara. Ada juga akun yang membuat video bahwa tanah perkebunan di daerah Dieng seperti diselimuti es diimbuhi ada warning di bulan Agustus akan lebih dingin lagi.

Sebetulnya masyarakat Jawa sudah terbiasa akan hal ini.  Oleh karenanya ada istilah "mangsa mbedhidhing".  Kata "bedhidhing" dalam Kamus Bahasa Jawa disebut sebagai "mangsa adem (lumrahe ing wayah bengi mangsa ketiga)". (Bausastra, Kanisius, h. 55) Dalam bahasa Indonesia: musim dingin biasanya pada waktu malam di musim kemarau.

Saat "mangsa mbedhidhing" ini biasanya peternak lebih berhati-hati pada hewan piaraannya.  Bangsa unggas, yakni ayam, bebek, burung yang tidak tahan dengan hawa dingin ini akan mudah terserang penyakit dan mati.  Pada masa ini peternak yang tidak ingin hewan ternaknya berjatuhan harus menyediakan pakan ekstra bergizi dan jika perlu vitamin-vitamin diberikan.

Bagi para lansia dan anak-anak, hawa dingin ini biasanya kurang bersahabat.  Mereka mudah terserang batuk dan penyakit lainnya.  Oleh karena itu pada mangsa mbedhidhing ini kesehatan lansia dan anak-anak terutama perlu diperhatikan.  Asupan bergizi dan istirahat cukup merupakan sebuah solusi bijaksana bagi mereka.  Tidak saja bagi lansia dan anak-anak, tetapi bagi semua orang, untuk menjaga kesehatan, stamina perlu diperhatikan dan tidak keluar malam, kecuali sangat diperlukan.  Pada musim mbedhidhing ini, biasanya angin bertiup kencang disertai hawa dingin yang sangat terasa.

Matahari Condong ke Utara?

Ada sebuah akun di twitter yang menyebutkan bahwa hawa dingin yang dirasakan, khususnya di Pulau Jawa karena disebabkan matahari yang condong ke belahan bumi bagian utara.  Hal ini disebabkan sumbu rotasi bumi yang miring kurang lebih 23,5 derajat terhadap bumi.  Belahan Bumi Utara yang relatif hangat membuat angin dari belahan Bumi Selatan (Australia) yg mengalami musim dingin bergerak menuju Indonesia. Indonesia khususnya Jawa - NTT yang relatif berada di Selatan equator jadi terasa lebih dingin dari biasanya. (Georitmus@zakiberkata)  Angin dari Australia ini yang sering juga disebut sebagai angin muson timur.

Menurut BMKG sebagai mana yang dijelaskan oleh Deputi Bidang Meteorologi, Drs. Mulyono R. Prabowo, M.Sc.bahwa  fenomena suhu udara dingin merupakan fenomena alamiah yang biasa terjadi di bulan-bulan puncak musim Indonesia, khususnya Jawa, Bali, NTB, dan NTT kandungan uap di atmosfer cukup sedikit.  Hal ini yang menyebabkan suhu udara menjadi lebih dingin.

"Pada saat puncak kemarau, memang umumnya suhu udara lebih dingin dan permukaan bumi lebih kering. Pada kondisi demikian, panas matahari akan lebih banyak terbuang dan hilang ke angkasa. Itu yang menyebabkan suhu udara musim kemarau lebih dingin daripada suhu udara musim hujan. Selain itu kandungan air di dalam tanah menipis dan uap air di udara pun sangat sedikit jumlahnya yang dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara," demikian Mulyono R. Prabowo. (https://www.bmkg.go.id/berita/?p=penjelasan-bmkg-terkait-aphelion-suhu-udara-dingin-dan-embun-beku&lang=ID&tag=press-release)

Pengaruh Aphelion?

Tersebar informasi bahwa hawa dingin saat ini karena fenomena Aphelion.  Menurut informasi berdasarkan fenomena Aphelion ini adalah bahwa bumi memiliki jarak yang jauh dengan matahari.  Ada yang mengatakan bahwa matahari meninggalkan bumi, sehingga bumi kehilangan kehangatan matahari.  Dengan demikian maka bumi menjadi berhawa dingin.

Deputi Bidang Meteorologi, Drs. Mulyono R. Prabowo, M.Sc dalam hal ini menyanggah hal itu.  Menurutnya berdasakan sumber yang sama, fenomena Aphelion yang tengah terjadi bersamaan, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau. Hal ini menurut Mulyono R. Prabowo yang menyebabkan seolah aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia.

Nah, di daerahku Ambarawa Kabupaten Semarang dan Karanggondang Mlonggo Jepara sedang dilanda hawa dingin.  Kalau di daerahmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun