Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Harry Anggoman Personil Gong 2000, Bermusik Sebuah Investasi

6 Juli 2024   07:45 Diperbarui: 6 Juli 2024   08:06 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harry Anggoman in action (sumber gambar Discogs)

Harry Anggoman Personil Gong 2000, Bermusik Sebuah Investasi

Oleh: Suyito Basuki

Harry Anggoman adalah seorang musisi.  Ia bergabung dengan grup Gong 2000 bersama penyanyi terkenalnya Achmad Albar.  Lagu yang dinyanyikan Achmad Albar yang ngehits pada waktu Harry Anggoman berkarya sebagai gitaris di Gong 2000 adalah "Menanti Kejujuran."

Pada saat Jumat malam yang baru lalu, 5 Juli 2024, bertempat di aula GKI Wonogiri, ia bersama dua orang rekannya menjadi juri Pesparawi Jateng XIV di Wonogiri pada cabang lomba Musik Pop Gerejawi (MPG).  Merespon salah satu grup peserta yang tampil terakhir, Harry Anggoman nampak sumringah.  Bersama rekan juri yang bersebelahan duduk dengannya, ia melakukan gerakan-gerakan yang sama, entah seperti memukul drum atau menggeleng kepala ke kiri dan ke kanan mengikuti irama rancak penampil peserta MPG.

Sebuah investasi

Usai perlombaan, peserta lomba berfoto ria dengannya.  Tidak saja peserta, tetapi kemudian berfoto juga bersama panitia dan keluarga peserta.

Di tengah-tengah aktifitas berfoto itu, sejenak ia berkata, memberi semangat kepada para peserta lomba yang rata-rata masih berusia remaja.  Salah satu dorongan yang ia sampaikan adalah bahwa para pemusik dan penyanyi remaja itu hendaknya terus bermusik, karena Tuhan katanya suka akan musik.  Tuhan telah berkenan menginvestasikan talenta musik kepada mereka, sehingga talenta itu perlu dijaga dan dikembangkan.  Harry Anggoman berpendapat bahwa di surga nanti mereka akan bersama-sama bermain musik dan bernyanyi bagi Tuhan.

Berikut selengkapnya pendapat Harry Anggoman,"Kalian itu diinvestasikan.  Kita inves pakai duit, Tuhan inves pakai talenta.  Talenta harus dikembangkan, karena tahun depan kita akan lebih jago.  Tuhan itu paling suka musik.  Tuhan nggak butuh duit.  Di gereja ada persembahan, biarlah itu buat bapak gembala saja.  Tuhan suka musik sebagai persembahan.  Jadi kita-kita ini di surga nanti ketemu, bermain musik bersama.  Pendeta itu kalau suka nyanyi deket sama Tuhan."

Beberapa pengurus LPPD Kab. Jepara berfoto bersama Harry Anggoman (dokumen pribadi)
Beberapa pengurus LPPD Kab. Jepara berfoto bersama Harry Anggoman (dokumen pribadi)

Menyanyi dengan hati

Selanjutnya Harry Anggoman berpendapat bahwa orang bernyanyi hendaknya berdasarkan hati kepada Tuhan.  Hal ini menurutnya nilainya melebihi aransemen dan improvisasi yang macam-macam.  Pengalamannya menjadi juri Pesparawi Nasional di Yogyakarta tahun 2022 Vocal Group ia ungkapkan.

"Dua tahun lalu pesparawi nasional di Jogja, saya menjadi juri Vocal Group. Tampil Bandung, bagus.  Setelah itu tampil Ambon.  Sudah dua lagu mulai bosan.  Terus lagu ketiga.  Nggak ada improve yang macem-macem.  Nyanyinya juga biasa, semua juri langsung kasih seratus.  Karena yang nyanyi punya hati sama Tuhan. Empat ratus milyar habis untuk persparawi buat satu lagu itu saja."

"Jangan takut menghadapi pesparawi.  Kita itu menyanyi untuk Tuhan.  Gimana caranya kita memuji Tuhan.  Kita berserah kepada Tuhan. Ini lho Tuhan saya.  Lama-lama Tuhan mendengar main keyboard kita, main drum kita, nyanyian kita.  Lama-lama Dia kangen.  Kalau kita nggak datang, Dia bertanya, dimana itu...Saat kita datang wooii... Oleh karenanya Kau jangan pindah profesi, main terus musik untuk Tuhan," ucap Harry Anggoman memberi semangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun