Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Pesparawi antara Kontestasi dan Partisipasi

3 Juli 2024   18:46 Diperbarui: 3 Juli 2024   18:47 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paduan Suara Anak LPPD Jepara dalam penampilan akhir sebelum diberangkatkan lomba (dokumen pribadi) 

Tinggal hari besok, Kamis 4-6 Juli 2024, Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Jawa Tengah akan dilaksanakan di Kabupaten Wonogiri.  Ada 16 kota/ kabupaten yang mengikuti ajang 3 tahunan ini.  Ke-16 kota/ kabupaten yang mengikuti adalah Banyumas,  Boyolali, Cilacap, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kebumen, Kudus, Magelang, Pati, Salatiga, Semarang , Sragen, Surakarta, Temanggung, dan Wonogiri.

Lembaga Pengembangan Pesparawi Daerah (LPPD) Wonogiri sebagai penyelenggara Pesparawi Jateng XIV sangat surprise.  Sejak Musyawarah Daerah (Musda) LPPD se-Jateng di Purwokerto 17 September 2022 memutuskan Wonogiri menjadi tuan rumah Pesparawi Jateng 2024, Kabupaten Wonogiri yang sebelumnya belum terbentuk kepengurusan LPPD secara utuh, segera membentuk kepengurusan LPPD sesuai dengan aturan seperti LPPD-LPPD di kota/ kabupaten lainnya.

Usai terbentuk kepengurusan, LPPD Wonogiri dengan Ketua Umumnya Mursid Suroto segera menyiapkan segala sesuatunya untuk menjadi tuan rumah Pesparawi Jateng.  Kekompakan kepengurusan LPPD Wonogiri dengan didukung penuh oleh Pemkab Wonogiri dan Lembaga Legislatif, DPRD Wonogiri dalam hal ini Ketua DPRD Wonogiri, Sriyono yang menjadi penasihat panitia Pesparawi Wonogiri, serta umat Kristen se-Kabupaten Wonogiri, tempat dan segala fasilitas disiapkan dengan sangat baik dalam waktu yang tidak lama untuk acara yang akan diselenggarakan Kamis Minggu ini.

Gedung-gedung yang digunakan

Beberapa gedung yang digunakan sebagai ajang lomba adalah:

  • GOR Giri Mandala yang berlokasi di Belakang GOR GIRI MANDALA bagian utara, Donoharjo, Wuryorejo, Kec. Wonogiri, Kabupaten Wonogiri ini selain digunakan sebagai tempat pembukaan dan penutupan acara, juga akan dilombakan cabang lomba Paduan Suara Anak, Paduan Suara Pria, Paduan Suara Remaja Pemuda, Paduan Suara Wanita, Paduan Suara Dewasa Campuran
  • Aula GKI Wonogiri yang berlokasi  Jl. Pelem 2 No.6, Bauresan, Giritirto, Kec. Wonogiri, Kabupaten Wonogiri akan dilombakan cabang lomba Vocal Grup, Musik Pop Gereja.
  • GKJ Wonogiri yang terletak di Jl. Murtipranoto Jl. Sanggrahan No.92, Sanggrahan, Giripurwo, Kec. Wonogiri, Kabupaten Wonogiri ini akan dilombakan cabang lomba Solo Remaja Putri, Solo Remaja Putra, Solo Anak Usia 6-8 tahun, dan Solo Anak 9-12 tahun.

Kontestasi atau Partisipasi?

Menjadi perdebatan klasik di antara para pengurus LPPD apakah lomba Pesparawi yang diadakan rutin, kecuali di masa Covid-19, itu sebuah wujud kontestasi yang akan menghasilkan perorangan atau kelompok yang menjuarai lomba atau sekedar partisipasi hanya sekedar ikut memeriahkan acara?  Karena pada faktanya dari para peserta lomba akan dipilih Juara 1, 2, dan 3 yang akan memperoleh medali emas, perak, dan perunggu.   Serta Juara Umum bagi LPPD yang mengirimkan kontingen sejumlah cabang lomba yang diperlombakan secara penuh dan mayoritas menang dalam kontestasi.  Juara satu akan berpotensi dikirim ke Pesparawi Tingkat Nasional.

Pada kenyataannya, Pesparawi Jateng kejuaraan selalu pada kota/ kabupaten yang memiliki potensi peserta dan pelatih serta pengalaman yang lebih baik.  Sebut saja Kodya Salatiga, Kodya Surakarta, dan Kodya Semarang selalu unggul dalam setiap Lomba Pesparawi.  Oleh karena itu pernah dalam sebuah rapat Pengurus LPPD Propinsi di Semarang yang menghadirkan pengurus LPPD kota/ kabupaten ada usulan seperti kota/ kabupaten yang sering memenangkan lomba tidak diberi kesempatan memenangkan lomba lagi.  Harapannya kota/ kabupaten lain yang belum pernah memenangkan lomba berkesempatan menjadi juara dalam banyak cabang lomba.

Pembicaraan akhirnya tidak menemukan kata sepakat sehingga perhelatan lomba Pesparawi digelar seperti yang sudah berjalan.  Semua LPPD kota/ kabupaten memiliki kesempatan yang sama untuk memenangkan lomba.  Akhirnya semangat kontestasi kembali menyala.  Dengan harapan masing-masing LPPD Kota/ Kabupaten menyiapkan kontingen mereka dengan sebaik-baiknya.  Terhadap LPPD Propinsi diberi tanggung jawab untuk membina LPPD-LPPD kota/ kabupaten yang masih perlu pendampingan.

Kontestasi yang menjadi semangat dalam lomba Pesparawi juga tidak salah karena dalam tujuan diadakannya Pesparawi secara umum sebagaimana yang tertuang di dalam pedoman Pesparawi adalah antara lain Pesparawi terutama mengandung unsur perbandingan mutu menyanyi paduan suara bukannya kompetisi yang saling menjatuhkan. Kelebihan salah satu kelompok hendaknya menjadi pendorong bagi kelompok lainnya untuk meningkatkan mutu nyanyian dan paduan suara. (Pasal 7:6)

Namun semangat partipasi dalam perhelatan Pesparawi juga perlu ditumbuhkan, sehingga bagi LPPD-LPPD kota/ kabupaten yang mengikuti tidak memiliki rasa minder atau kurang percaya diri karena mungkin merasa kualitas kontingen yang mereka kirim belum ideal sebagaimana yang mereka harapkan.  Pada pertemuan dalam lomba semuanya bisa saling belajar untuk meningkatkan kualitas dalam menyanyi sebagai bentuk pujian kepada Tuhan.  Hal ini selaras dengan tujuan diadakannya Pesparawi Jateng.  Dalam pedoman Pesparawi Jateng tertera: Pesparawi Jawa Tengah bertujuan untuk meningkatkan mutu paduan suara, pertukaran pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki (Pasal 4:4)

Pengenalan Budaya

Dalam acara pembukaan yang dilanjutkan dengan defile, masing-masing  peserta diharapkan menampilkan dua orang yang memakai pakaian khas daerah mereka masing-masing.  Tentunya ini sangat menarik karena masing-masing Kota/ Kabupaten memiliki ciri khas kedaerahan dalam berpakain.  Seperti Kabupaten Jepara memiliki ciri khas pakaian kedaerahan berupa kain troso.

Daerah Surakarta kemungkinan akan menampilkan pakaian batik khas Surakarta.  Jika Salatiga mau, Salatiga pun juga akan menampilkan pakaian batik khas Salatiga.  Perjumpaan dalam ajang lomba Pesparawi ini akan menampilkan kekayaan budaya yang ada di setiap kota/ kabupaten yang mengikuti.  Ini sesuai dengan tujuan diadakannya Pesparawi Jateng terkait dengan budaya.  Pada pedoman Pesparawi tertulis: Melalui Pesparawi Jawa Tengah juga diharapkan dapat memperkenalkan kebudayaan, potensi dan kegiatan pembangunan dari seluruh wilayah dan tanah air. (Pasal 4:5)

Pesparawi Nasional di Manokwari

Menjadi penyemangat tersendiri karena para pemenang lomba Pesparawi Jateng XIV 2024 direncanakan akan dikirim mengikuti Lomba Pesparawi Nasional XIV di Manokwari Papua Barat tahun 2025.  Sebelumnya Pesparawi Nasional XIII diadakan di Yogyakarta pada tahun 2022 yang lalu.

Jika demikian halnya, memang semangat kontestasi masing-masing kontingen tidak terelakkan.  Namun demikian semua lomba pasti dilakukan dengan sportif terlebih lomba Pesparawi Jateng ini disadari sebagai ajang memuji Tuhan pemilik langit dan bumi. Tema yang diambil pun memberi kesadaran akan adanya kasih persaudaraan itu: Nyawiji Memuji Gusti, Migunani Mring Sesami (Mazmur 133:1)

 Oleh: Suyito Basuki

*Penulis adalah Ketua Umum LPPD Kab. Jepara dan Ketua I LPPD Prop. Jateng

,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun