Srikandhi melepaskan anak panahnya. Â Saat itulah tanpa dinyana, roh dewi Amba, yang di kala hidup dikecewakan cintanya oleh Bisma, menambah energi lesatan anak panah, sehingga secepat kilat, tanpa sempat menghindar, Â Bisma tertembus dadanya, sehingga menjadi pralaya. Â Gamelan sampak berubah ke tlutur, suasana sedih, dhalang melagukan suluk kesedihan.
 Liyep netra
Pracihna nglinanging suksma
Muksweng driya
Sang raga sak nggone tiba...
Di sebuah tempat wisata di Kaliurang, senja hari berkabut. Â
 Bagas dan Fitri menikmati pemandangan alam.  Vita dan Joko ada di belakang mereka.  Para wisatawan yang lain juga berada di tempat itu.  Fitri menggandeng lengan Bagas dengan mesra.
Fitri memulai percakapan,"Selamat ya mas, pertunjukan wayangmu semalam sukses."
Bagas menjawab memperhatikan daun yang tertiup angin,"Bagaimana cara mengukur sukses. Â Dari tarian wayangnyakah atau...?"
Fitri mencubit lengan Bagas,"Jangan ngeledek, ingat lho aku ini anak dhalang, sedikit banyak tahu soal pertunjukan wayang."
Bagas mengaduh,"Anak dhalang atau istri dhalang tepatnya?"