Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Di Sebalik Srikandi-Bisma (Episode 16)

6 Juni 2024   05:43 Diperbarui: 6 Juni 2024   06:03 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadis menari (IG-Kumarawangi Art) 

Di Sebalik Srikandi-Bisma (Episode 16)

Oleh: Suyito Basuki

 

Getar di dada

Bus-bus yang membawa mahasiswa Sekolah Tinggi Seni Jurusan Tari sudah berdatangan di kampus. Kota Yogyakarta berlangit jingga. Bagas dan Fitri sudah berboncengan motor, keluar kampus. Bramastho dan teman-temannya melihat Bagas melaju bersama Fitri. Bramastho dan teman-temannya segera memburu dengan mobil jenis jeep dengan roda radial besar. Melihat Fitri menggonceng Bagas dengan mesra, Bramastho menjadi panas hatinya.

Bramastho berteriak,"Edan bener wong kuwi. Edan benar Fitri. Ternyata benar dugaanku. Bagas itulah yang menjadi penyebab sikap menjauhnya Fitri akhir-akhir ini."

Gembrot rekan Bagas yang berbadan gemuk berkata,"Gimana Boss, apa yang harus kita lakukan?"

Kapuk yang selalu bersama dengan Bagas memberi usulan,"Beri saja si Bagas itu dengan sedikit pelajaran Bos."

"Kejar motor itu dan pepet motor itu hingga mau berhenti," Bramastho berkata sambil meninjukan kepalan tangan kanannya ke telapak tangan kirinya.

Gembrot yang memegang setir mobil menyahut sambil menginjak pedal gas,"Oke Boss."

Suasana temaram, lampu-lampu sudah menyala. Jeep melaju kencang. Memepet motor Bagas. Bagas yang bersenda gurau dengan Fitri dalam perjalanan, menjadi kaget karena tiba-tiba ada jeep roda besar yang memepet meerka. Meski agak repot, akhirnya mereka dapat berhenti. Jeep berhenti di depan mereka. Bramastho keluar diikuti teman-temannya. Bagas dan Fitri terkejut.

Bramastho turun dari mobil berkacak pinggang,"Hemh, sudah aku duga sebelumnya, bahwa manusia inilah biang dari persoalan ini. Fitri, apa sih kelebihan manusia ini dibandingkan aku?"

Fitri menghalangi Bramastho yang mendekat ke Bagas,"Bram, kamu ngomong apa? Mengapa kamu mau mencelakakan kami?"

Bramastho melirik ke Fitri,"Aku hanya mau mengatakan sesuatu kepada temanmu itu. Hei pencuri tunangan orang!"

"Bram," sergah Fitri.

Bramastho menatap tajam Bagas,"Aku peringatkan kepadamu supaya kamu segera menjauhi Fitri, demi keselamatan dirimu. Fitri tunanganku, tahu?!"

Fitri menyahut,"Bramastho! Aku bukan tunanganmu, dan sekarang sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi di antara kita. Jangan berbohong, dasar penjahat!" Fitri tidak bisa menahan emosinya.

Bramastho melotot ke arah Fitri,"Hei, kamu bilang apa?!"

Orang-orang yang mendengar pertengkaran mereka segera mendatangi dan merubunga. Bramastho menjadi jengkel, serta merta naik mobil dan meninggalkan mereka. Mobil jeep berderum.

Orang 1 bertanya,"Ada apa sih mas, nggak apa-apa ya."

Orang 2 menimpali,"Mereka gali apa mbak? Mau dibegal apa ya."

Bagas menjelaskan,"Terima kasih, mereka teman kami. Kami sedang sedikit salah paham."

Orang 3 yang baru datang menyahut,"Biasa mahasiswa, rebutan cewek barangkali."

Orang 4 yang datang bersama orang 3 memperingatkan,"Hush."

Bagas dan Fitri berkata hampir berbarengan,"Maaf, permisi, kami mau lewat."

Bagas segera melaju bersama Fitri. Di sepanjang perjalanan mereka agak tegang. Fitri menjadi serba salah.

Rumah Fitri yang berhalaman luas sudah kelihatan. Suasana gelap. Bagas dan Fitri masuk ke halaman. Bagas memarkir motor, Fitri segera masuk ke rumah, ruang gandok sebelah kiri, berpapasan dengan Nyi Sutejo. Bagas menyusul ke ruang gandok.

"Baru pulang ndhuk," sapa Nyi Sutejo.

Fitri memberi salam,"Nggih bu." Fitri lalu masuk ke ruang lebih dalam.

"Nak Bagas yang ngantar? Wah terima kasih. Mari masuk," Nyi Sutejo berkata kepada Bagas.

Bagas menyalami Nyi Sutejo,"Ya bu, terima kasih, bapak ada?"

"Baru saja pergi bersama Danang. Malam ini disuruh ngendhangi wayangannya Ki Riya Timbul Hadiprayitno. Wayangan di Hotel Ambarukmo. Malah pesan kalau Nak Bagas tidak capek, disuruh nyusul ke sana," Nyi Sutejo menjawab sambil tersenyum.

"Ya bu, terima kasih," ucap Bagas dengan badan menunduk. Fitri keluar dengan pakaian yang sudah ganti. Wajahnya nampak segar, walau kelihatan sedikit tegang. Membawa baki dengan minuman segar. Nyi Sutejo ke belakang. Mereka duduk bersanding.

"Maaf Mas, aku telah menyulitkanmu," Fitri memecah kesunyian. Di sodorkannya secangkir teh

hangat yang tadi dibawanya.

Bagas sambil minum berkata,"Ah tidak, justru barangkali aku yang minta maaf padamu, karena barangkali akulah yang menjadi gara-gara putusnya hubunganmu dengan Bramastho."

Fitri berkata dengan kepala tegak,"Mas lebih percaya mana, kepadaku atau Bramastho?"

"Tentu saja lebih percaya kekasihku," Bagas berkata, meletakkan cangkir tehnya. Fitri mencubit manja, dan segera merebahkan kepala di bahu Bagas. Bagas membelai rambutnya.

Fitri berbisik,"Mas takut dengan ancaman Bramastho?"

Bagas berkata pelan,"Sedikit ketakutan memang ada, tetapi tidak perlu dibesar-besarkan. Bukankah kebahagiaan dan kemalangan ada di tangan Tuhan? Bukankah tidak salah jika seorang anak manusia memiliki pengharapan hidup bersama dengan lawan jenisnya, asal itu tulus? Ketakutan akan ada, tetapi tetapi keberanian kita menghadapi segala persoalan yang ada akan menepiskan ketakutan itu seberapa pun besarnya."

Fitri semakin melekatkan sandarannya ke bahu Bagas.

Fitri manja bertanya,"Benarkah Mas Bagas mencintaiku?"

Bagas mesra berkata,"Suara hatiku tajam mengatakan begitu manisku."

Bagas mencium kening Fitri. Gelap merajai, suara-suara cenggeret dan belalang di pohon-pohon rambutan adalah penguasa malam.

(Bersambung)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun