Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Pameran IKASSRI, Semangat Lepas dari Epigon dan Plagiasi

4 Juni 2024   13:53 Diperbarui: 4 Juni 2024   20:55 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Haryoko (Katalog IKASSRI)

"Dari melihat sekilas foto-foto karya yang dipamerkan dan yang masuk dalam nominasi Award via PDF, saya mengapresiasi akan keberagaman ide, tema, gaya, kekuatan artistik, pun beragamnya medium dan teknik yg ditampilkan," demikian ujar Subroto Sm.  Meski demikian, ada sebuah pertanyaan yang dilontarkan Subroto Sm, mengapa dalam pameran tersebut tidak ada karya lukis abstrak?  Subroto Sm sendiri adalah pelukis yang dikenal sebagai pelukis yang condong pada aliran ekspresionistis.

Lukisan Nasirun (Katalog IKASSRI) 
Lukisan Nasirun (Katalog IKASSRI) 

Tantangan Teknologi AI

Dunadi, Ketua IKASSRI dalam kesempatan memberikan pandangannya, sebagaimana yang tertulis dalam buku katalog menyebutkan adanya teknologi Artifificial Intelegence (AI) memang memudahkan seseorang untuk melukis.  "Hadirnya AI (artificial Inteligent) membuat seseorang dengan mudahnya bisa menghasilkan karya seni tanpa pengetahuan Sejarah seni rupa itu sendiri. Namun, dilain pihak, tantangan industri sekarang pun telah menggempur kekuatan seni rupa kita yang sarat dengan budaya kita yang manual," demikian Dunadi.

Di tengah derasnya pengaruh AI pada lukisan sehingga bisa mengaburkan sejarah seni, Dunadi bertanya, bagaimana dengan seni murni.  Katanya."Dalam hal ini sebagai alumni, saya pribadi, juga ingin menanyakan kemana arah dunia seni ini akan berjalan, jika para seniman mulai mengesampingkan asal muasal apa itu seni, bagaimana seni murni itu? "

Lukisan Dunadi (Katalog IKASSRI) 
Lukisan Dunadi (Katalog IKASSRI) 

Padahal menurut pandangan Yaksa Agus, lulusan 1995 menyebutkan seorang pelukis yang baik perlu juga mengetahui sejarah seni rupa, oleh karena itulah menurut Yaksa Agus pendidikan seni rupa sangat diperlukan.  Seorang pelukis tidak sekedar melukis lukisan saja, menurutnya.  "Jika tidak, maka lukisan-lukisan yang dihasilkan hanya akan sekadar peniruan-peniruan, praktek plagiasi dan epigon," demikian Yaksa Agus.

Yaksa Agus lebih lanjut mengatakan bahwa pameran bertajuk Volume 7 ini memiliki daya gugah, penyadaran kepada lembaga pendidikan yang pernah membimbing para peserta pameran, alumni yang pernah dan sedang digembleng di  SSRI / SMSR / SMK N 3 Kasihan.

Lukisan Budi Utomo (Katalog IKASSRI)
Lukisan Budi Utomo (Katalog IKASSRI)

Ombyokan tetapi Apik

Lukisan Nanang Widjaja (Katalog IKASSRI) 
Lukisan Nanang Widjaja (Katalog IKASSRI) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun