Yang ditanya menjelaskan,"Aku dapat informasi dari teman-teman, Bramastho kembali ke kebiasaan lamanya. Â Selain suka minum, dia sekarang mengkonsumsi narkoba, bahkan sudah terkenal menjadi pengedar barang maksiat itu Bu. Â Aku tidak mau terseret arus yang menyesatkan itu."
Mendengar itu Nyi Sutejo menarik nafas, begitu pula Vita.
Nyi Sutejo kemudian berkata bijak,"Ya sudah jika itu yang menjadi keputusanmu. Â Saya menganggap keputusan itu adalah tepat. Â Aku juga tidak rela jika anak gadisku terlibat dengan pergaulan yang menyesatkan seperti itu. Â Bukankah itu keputusan yang baik nak Vita?"
"Betul bu, terakhir malah saya dengar-dengar Bramastho menjadi target buruan polisi kota ini," terang Vita.
Nyi Sutejo mengelus dada,"Yotalah Gusti, moga-moga Bramastho diberi kesadaran oleh Yang Maha Kuasa.  Ya sudah, mari kita masuk saja."
Study Tour
Di Sebuah Sekolah Tinggi Seni, Lima bus wisata mahasiswa pada naik. Â Bus-bus kemudian bergerak, Tulisan spanduk di badan bus: "Sekolah Tinggi Seni Yogyakarta. Â Pantai Bandengan, Sentra Ukir dan Museum Kartini Jepara, " Hari masih pagi. Di dalam salah satu bus, mahasiswa-mahasiswi jurusan seni tari tengah bernyanyi-nyanyi. Â Lagu yang mereka bawakan scara bersama-sama dengan iringan beberapa gitar adalah: "Di sini senang, di sana senang...". Â Bagas termasuk salah satu penumpang bus itu. Â Bagas rupanya diajak oleh Fitri mengikuti acara kampusnya. Â Bagas duduk bertiga bersama dengan Fitri dan Vita.
Seorang mahasiswa berdiri berorasi: "Teman-teman, marilah kita manfaatkan waktu study tour kita dengan penuh kesukacitaan. Lupakan kesedihan penciptaan komposisi tari, belum bayar kos dan lain-lain. Â Ini waktu kita mengendurkan syaraf kita. Â Semoga kita tenang dan terinspirasi dengan wisata kali ini. Â Setuju??"
Semua mahasiswa menjawab,"Setujuuu."
"Sebelum dilanjutkan, di tengah-tengah kita ada teman baru. Â Namanya Bagaspati Kumara..., Kumara siapa Fit?" mahasiswa yang berorasi tadi bertanya.
Vita yang justru menjawab,"Kumarawangi!"