Sebuah Anomali?
Mengikuti alur kisah Dewi Sri Luhwati memang terasa menyimpang dari kisah pewayangan, khususnya gagrag Solo atau Yogyakarta. Beberapa pertanyaan mungkin timbul, bagaimana mungkin Ananta Boga sudah menjanjikan Dewi Sri Luhwati sementara dewi Sri Luhwati belum ada? Mengapa Dewi Sri Luhwati dan Sri Sadono harus mati.
Belum lagi adanya tokoh Bledhag Basu yang mati dengan cara 'mutilasi', iihh ngeriii...Pertanyaan juga, bagaimana mungkin Bathara Narada berperang? Karena selama ini wayang gagrak Solo maupun Yogyakarta Narada belum pernah diperangkan. Mungkin banyak lagi pertanyaan yang bisa dilontarkan.
Tetapi itulah pakemnya. Seorang dhalang yang akan melakonkan lakon sedekah bumi di daerah Jepara, harus melakonkan versi yang demikian itu. Saat melakonkan cerita sedekah bumi di Pati, Kudus, Demak yang tidak jauh dari Jepara, mungkin lakonnya harus beda juga, sesuai dengan pakem daerah yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H