Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

KKN di Dekat Gunung Pegat yang Penuh Mitos dan Misteri

5 Mei 2024   16:11 Diperbarui: 5 Mei 2024   16:15 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Pegat (sumber gambar: Solopos.com)

KKN di dekat Gunung Pegat yang Penuh Mitos dan Misteri

Oleh: Suyito Basuki

 

Sebagaimana yang saya kisahkan pada tulisan sebelumnya "KKN di Desa Masyarakat Gemar bekerja", Kompasiana 4 Mei 2024, saya bersama rekan Agus dari Fakultas Pertanian (Faperta), Edri danKudnadi dari Fakultas Keguruan dan Pendidikan) FKIP, dan Watik dari Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) ditempatkan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 3 bulan di desa Gebang Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.  Saya dan rekan-rekan menjalani KKN di tahun 1987 selama 3 bulan.

Dari jalan raya masuk ke lokasi  KKN, dulu ada mobil angkutan pedesaan (angkudes) yang membawa para warga desa untuk pulang dari bepergian atau berangkat dari desa Gebang dan sekitarnya ke kota atau luar daerah.  Untuk menuju desa Gebang dari jalan raya itu dibutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan naik angkudes itu.  Jalanan masih belum beraspal, hanya ditata batu, supaya jalan tidak licin saat musim hujan. 

 

Gambaran Kecamatan Nguntoronadi

Kecamatan Nguntoronadi memiliki sejumlah desa.  Desa yang termasuk Kecamatan Nguntoronadi selain Gebang adalah Ngadipuro, Beji, Wonoharjo, Kedungrejo, Semin, Ngadiroyo, Kulurejo, Pondoksari, Bumiharjo, Bulurejo, Nguntoronadi, Kenongomulyo, Driyorejo, Simbatan, Goranggareng, Semen, Petungrejo, dan Purworejo.  Jalan masuk ke desa-desa itu dari jalan raya, kulaitas jalannya hampir sama.  Orang berjalan kaki sejauh 1-2 kilometer untuk pulang atau melakukan perjalanan menuju tepi jalan raya adalah hal yang biasa.

Untuk menuju Kecamatan Nguntoronadi, transportasi umum yang bisa digunakan pada saat itu bus umum dan kendaraan model Isuzu.  Dari Terminal Wonogiri ke jalan arah Jatisrono.  Sampai di pertigaan Ngadirojo belok ke kanan arah Baturetno Wonogiri atau kota Pacitan Jawa Timur.  Dari Ngadirojo menempuh perjalanan sekitar 30 kilometer, sampailah Kecamatan Nguntoronadi atau disebut Kecamatan Betal sebelumnya.  Waktu tempuh dengan kendaraan bus umum sekitar 20 menit.

Sebelum sampai di Kecamatan Nguntoronadi akan melewati sebuah daerah yang bernama Gunung Pegat.  Gunung Pegat termasuk wilayah Kecamatan Ngadirojo.

Asal usul Gunung Pegat itu adalah saat pemerintah akan membuat jalan penghubung.  Oleh karena itu dibelahlah Pegunungan Ngadiroyo yang menghubungkan Wonogiri dan Pacitan itu.  Dengan demikian, jalan hasil membelah pegunungan Ngadiroyo itu menjadi jalur utama kota Wonogiri ke Baturetno atau ke kota Pacitan Jawa Timur.

Berbahaya, Penuh Mitos dan Misteri

Jalan di daerah Gunung Pegat  berkelok tajam, naik turun dan tidak ada penerangan.  Sehingga di jalan yang lebarnya kurang lebih 6 meter sering terjadi kecelakaan.  Orang menyebutnya jalan di daerah itu adalah jalur tengkorak.

Jalan itu menyimpan misteri dan menjadi sebuah mitos.  Yakni jika ada pasangan pengantin yang lewat di Gunung Pegat itu akan menerima kesengsaraan hidup atau rumah tangganya tidak akan langgeng.  Mitos yang berkembang menurut data yang dihimpun Solopos.com konon di Gunung Pegat itu dihuni makhluk halus yang bernama mbah Glontor.  

Mbah Glontor ini tidak suka akan kebahagiaan orang berumah tangga.  Hal ini disebabkan konon dulu semasa hidup mbah Glontor meninggal dalam keadaan sakit hati.  Sehingga kemudian ia berikrar akan menghancurkan kebahagiaan setiap pasangan yang datang atau melewati Gunung Pegat.  Ngeri bukan?

Isunya bukan hanya pasangan pengantin yang akhirnya tidak bahagia saat melintasi Gunung Pegat itu, tetapi juga pasangan yang sedang berpacaran juga.  Mengenai benar tidaknya, saya belum pernah mendapatkan testomoninya.  Tetapi merasa was-was juga saat lewat di daerah itu, terutama saat malam hari  Untunglah selama saya KKN tidak pernah memboncengkan pacar melewati Gunung Pegat.  

Hanya sekali saja pacar saya menengok ke lokasi KKN bersama adiknya.  Ketemu sebentar, kemudian dia balik lagi ke Solo.  Sebuah keberuntungan, tidak ada kesempatan memboncengkan dia saat melewati Gunung Pegat yang menyimpan penuh mitos dan misteri itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun