Barangkali pertimbangan mengapa masyarakat Gebang diikutkan dalam program transmigrasi pada saat itu karena kehidupan ekonomi masyaratnya yang kurang bagus, sehingga dengan program transmigrasi itu, kehidupan mereka akan meningkat di daerah transmigrasi nantinya. Â Selain itu alasan yang utama adalah bahwa daerah yang mereka tempati terkena proyek pengadaan Waduk Gajah Mungkur.
Namun saat kami KKN, kehidupan masyarakat Gebang pada umumnya sudah bagus. Â Beberapa diantara mereka memiliki kendaraan roda empat, khususnya mobil pick up juga truk untuk sarana mengangkut hewan ternak sapi atau hewan ternak yang lain. Â Mereka memang benar-benar berburu dengan kendaraan mereka untuk mendapatkan terutama sapi-sapi yang kurang perawatan, bertubuh kurus untuk kemudian mereka gemukkan dengan pakan yang dicampuri ampas tape ketan. Â Mereka hafal dengan pasaran pasar-pasar hewan kota-kota di sekitar mereka seperti Pacitan, Ponorogo, Sukoharjo, Solo, Klaten dan lain-lain.
Sudah 35 tahun lebih saya belum pernah menengok desa Gebang tempat saya melakukan KKN. Â Dalam hati terbersit rasa rindu dengan desa yang tentunya semakin makmur karena etos kerja masyarakatnya yang gemar bekerja. Â Tiba-tiba teringat kepada mas Supri anak Pak Inggi yang kabarnya membuka usaha selepan beras di mulut desa. Â Juga teringat kepada dik Cunik adiknya mas Supri yang pernah saya goncengkan pakai motor Agus ke pusat kota Wonogiri dan pulang malam-malam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H