Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menjadi Editor Anonim alias Tanpa Nama

22 Januari 2024   14:15 Diperbarui: 22 Januari 2024   21:59 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal November 2003 dan Desember 2023 adalah waktu yang terasa sangat sibuk bagi saya.  Ada sebuah acara yang bernama Festival Bondo yang diinisiasi oleh rekan-rekan Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (Pewarna) Jakarta untuk mengangkat desa tetangga, yakni desa Bondo menjadi destinasi wisata baru di Jepara.  

Panitia lokal, dimana saya menjadi ketua panitianya harus banyak lakukan pertemuan dengan rekan panitia yang lain, selain menyiapkan tempat pelaksanaan dan mencari sumber-sumber dana untuk pemberian doorprize dan lain-lain.  Tentang Festival Bondo ini acaranya beraneka ragam dan betul-betul bersifat 'festival'.  Ada ceramah kesehatan dari Kemenkes Pusat dengan disertai pemeriksaan dan pemberian kaca mata dan pemeriksaan kesehatan gratis yang melibatkan pusat, propinsi dan kabupaten.  

Juga ada sosialisasi Bawaslu Pusat, Seminar dari Kementrian ATR, Seminar anak-anak Sekolah Minggu Seminar dari Team AWANA Jakarta, Sosialisasi Alkitab Terjemahan Baru LAI, serta seminar oleh GAMKI meliputi Usaha Stunting, Pemberdayaan UMKM, dan Mengurai Persoalan Pensertifikatan Tanah Rumah Ibadah.  

Puncaknya pada tanggal 10 November ada pawai budaya dengan pemberian doorprize dan hari akhir ada acara Rakernas Pewarna yang dihadiri oleh para pengurus Pewarna dari berbagai propinsi.  Sibuk sekali, selama 4 hari pelaksanaan, 8-11 November 2023, sehingga pekerjaan editing yang sudah saya sanggupi, saya tinggal sementara waktu.  Pekerjaan editing akhirnya mundur, kebetulan juga rekan penerjemah belum menyesaikan penerjemahannya secara menyeluruh.

Bulan Desember adalah bulan perayaan natal.  Sebagai seorang pendeta di sebuah jemaat desa, maka saya berkewajiban menghadiri berbagai perayaan natal.  Saya kadang sekedar hadir atau kadang memenuhi permintaan khotbah pada perayaan natal yang diadakan baik oleh jemaat secara umum, berbagai komisi maupun kelompok-kelompok serta pepanthan atau cabang.  Namun di sela-sela kegiatan itu, saya menyempatkan diri untuk melakukan editing.  Kadang bangun tengah malam atau dini hari untuk melakukan pekerjaan.  Ketika pekerjaan fokus pada apa yang harus diperbaiki maka menjadi santai, tetapi jika melihat jumlah halaman yang masih harus dibaca dan diedit, jadi deg-degan juga dengan deadline yang diberikan.  Karena kerja tengah malam atau dini hari, istri bangun, menyusul ke kamar kerja terus bilang,"Kucari kemana-mana mas, kok sekarang sering menghilang..." Hehehe...

Diksi dan Kebahasaan

Editing atau penyuntingan yang saya lakukan lebih banyak ke usulan-usulan perubahan diksi dan beberapa kebahasaan yang meliputi ejaan dan pengalimatan.  Rekan penerjemah sudah melakukan tugasnya dengan sangat baik.  Rekan ini adalah mantan wartawan sebuah majalah rohani di Yogyakarta.  Dia seorang Jawa asli sehingga penguasaan bahasa Jawanya tidak usah diragukan lagi.  Hanya saja untuk beberapa kata jargon yang biasa digunakan dalam peperangan saya usulkan untuk diubah, misal saya usulkan "asikep pedhang" dari pada "nggawa pedhang", "dipiranteni" dari padha "disamektani" dan lain-lain. 

Saya juga mencocokkan kutipan-kutipan Alkitab.  Jika kutipan itu berasal dari terjemahan Alkitab Bahasa Jawa Formal atau Bahasa Jawi Padintenan LAI maka akan saya lihat di Alkitab edisi buku dan elektroniknya.  Jika kutipan itu ternyata 100 persen dari terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia maka akan saya bubuhkan dalam tanda kurung BJF LAI untuk kutipan dari Bahasa Jawa Formal atau BJP LAI untuk kutipan Bahasa Jawa Padintenan.  Sekedar info saja Alkitab Bahasa Jawa Formal itu terjemahan Alkitab sesuai dengan teks aslinya.  Sedangkan Alkitab Bahasa Jawa Padintenan itu terjemahan yang dinamis, terbuka untuk perluasan kata demi jernihnya sebuah makna.  Jika versi Alkitab bahasa Inggris diterjemahkan langsung oleh rekan penerjemah, saya akan melihat sumber Kitab terjemahan apakah sudah sesuai atau belum dan lain-lain.

Mengharap Proyek Baru 

Saat rekan pemimpin proyek terjemahan yang pusat proyeknya di Hongkong berkata:  Saya tambah beberapa biji bata ya.  Itu sebenarnya hanya humor, sejatinya sesuai dengan kalimat keterangan penyerta transferan: fee penyuntingan, maka uang transferan itu ya untuk pembayaran jerih lelah pekerjaan editing atau penyuntingan ditambah pekerjaan memeriksa proefdruk naskah yang akan dicetak dari kesalahan typo dan pemberian pungtuasi pengucapan sebuah kata.

 Rekan-rekan itu tahu kalau saya lagi bangun rumah SSS, Sangat Sangat Sederhana hehehe... Soal pungtuasi, bisa rumit karena misal kata bahasa Jawa "mencep-mencep" dengan peletakan pungtuasi dan tanpa pungtuasi akan memiliki makna beda pula.  Mencep-mencep dengan pemberian pungtuasi seperti ini berarti gimick bibir yang seolah mengolok-olok.  Sedang "mencep-mencep" tanpa tambahan pungtuasi berarti sebuah air yang memenuhi gelas, hingga hampir tumpah. Demikian juga dengan kata bahasa Jawa "kere".  Pungtuasi yang diberikan bisa berarti  sebuah sekat atau penghalang ruangan dari anyaman bambu atau bisa juga berarti  seorang yang miskin hina dina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun