Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Heboh Sultan Ngapurancang

19 Januari 2024   03:42 Diperbarui: 19 Januari 2024   03:51 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barangkali inilah yang membuat Dr. Ari Prasetiyo, Dosen Prodi Jawa FIB Universitas Indonesia, berpendapat sebagaimana dikutip oleh liputan6.com 25/4/2017 bahwa ngapurancang ala Jawa dibanding oshigi memiliki efek berbeda.  "Anda akan merasakan ketenangan batin dan kerendahan hati saat bertemu orang lain.  Ngapurancang sendiri efektif untuk menghindari rasa berdebar yang berlebihan saat gugup dan berada di hadapan orang ramai," demikian Ari Prasetyo.

Sebuah Kode?

Kode atau sering disebut dalam bahasa Jawa dengan kata "sasmita" biasa dilakukan di kebudayaan Jawa.  Sasmita ini bisa berupa mimik muka atau gestur badan.  Misal mata melotot kepada anak di tengah pertemuan umum, kode bahwa orang tua marah pada kelakuan anak yang berisik atau kurang berkenan bagi orang tua.  Dengan melihat mata orang tua yang melotot maka anak akan mengubah perilakunya sehingga lebih berkenan kepada orang tuanya. 

Terhadap sikap ngapurancang Sultan saat bertemu dengan Kaesang, pihak Pemda DIY  memberi penjelasan bahwa Sultan tidak ada maksud tertentu dengan pose tangan yang dipertontonkan di media sosial.  "Itu natural saja, tidak ada maksud tertentu," demikian Ditya Nararyo Aji, Koordinator Substansi bagian Humas Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY, sebagaimana dikutip news.detik.com 15/1/2024.

Meski demikian seorang netizen Princess Diana PdD dalam komentarnya terhadap artikel itu menangkap bahwa  itu adalah sebuah kode.  Katanya: "Ini adalah kode dari seorang raja yang punya tanggung jawab terhadap rakyatnya.  Mantap Sultan pilih calon yang berintegritas.  Biar bagaimanapun Sultan tidak ingin negara ini jadi rusak dan pilih calon yang sudah pasti rekam jejaknya dibandingkan calon lawannya."

Publik yang Menilai

Ada lagi komentar netizen Aryaryo yang mengaitkan pose foto ngapurancang Sultan dengan gonjang-ganjingnya masyarakat Yogyakarta terkait dengan manuver Ade Armando beberapa waktu yang lalu, tulisnya,"Kesultanan Jogja dan rakyat sudah ogah gak respek lagi sama PSI gara-gara mulutnya Armando bahkan yang bukan orang Jogja saja mungkin gak respek sama PSI."

Padahal pertemuan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dengan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep, menurut Kaesang sendiri sebagaimana yang dikutip detik.Jogja dari instagram @kaesangp bahwa dia sowan ke Ngarso Dalem dan banyak mendapat wejangan dari Sultan soal kepemimpinan.  Sultan sendiri hanya berkomentar singkat bahwa pertemuannya dengan Kaesang Pengarep, "Hanya silaturahmi," demikian kata Sultan saat ditemui wartawan di sela-sela kunjungan kerja di Waduk Sermo Kulon Progo, Senin 15/1/2024 (detik.com).  Tetapi memang khalayak tahu bahwa sebenarnya Kaesang Pengarep selaku Ketua Umum PSI sowan Sultan dalam upaya memperbaiki hubungan dengan Sultan dan masyarakat Yogyakarta.

Benarkah ngapurancangnya Sultan semata menunjukkan sebuah adat kesopanan atau mengandung maksud politik karena jari tangan kiri yang disembulkan  yang ditangkup oleh tangan kanan, hanya publik yang bisa menilai.  Mendekati pemilu memang segala sesuatu bisa bermacam-macam makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun