Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Heboh Sultan Ngapurancang

19 Januari 2024   03:42 Diperbarui: 19 Januari 2024   03:51 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heboh Sultan Ngapurancang 

Oleh: Suyito Basuki

Pertemuan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dengan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep belum lama ini menuai banyak komentar.  Komentar-komentar itu terkait utamanya bagaimana sikap ngapurancang yang ditunjukkan Sultan yang sering disebut masyarakat Yogyakarta sebagai Ngarso Dalem.

Banyak komentar yang dilontarkan bahwa dalam ngapurancang, Sultan memberikan kode tertentu yang bernilai politis.  Memang kalau diperhatikan, tangan kiri Sultan yang tertangkup oleh tangan kanan saat ngapurancang tersembul 3 jari.  Nah inilah yang bikin heboh itu!

Arti Ngapurancang

Seorang akademisi budaya Jawa, Purwadi, sebagaimana dikutip oleh Harianjogja.com 8/1/2019 memberi komentar foto dokumentasi Dhaup Ageng Pura Pakualaman BPH Kusumo Bimantoro dengan Maya Lakhsita bersama keluarga dan Raja Kraton Ngayogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono beserta permaisuri. 

Tekait dengan posisi tangan ngapurancang, Purwadi yang adalah dosen Universitas Negeri Yogyakarta ini menyebutkan bahwa sikap ini menunjukkan hormat terhadap lawan bicara, rendah hati, mau mendengarkan aspirasi pihak lain.  Dikatakan bahwa ngapurancang atau memegang tangan di depan di depan badan terbagi menjadi dua, yakni ngapurancang inggil yakni tangan kanan memegang tangan kiri di bawah pusar dan ngapurancang andhap yakni sebaliknya, tangan kiri memegang tangan kanan di bawah pusar.  Lebih lanjut dijelaskan bahwa ngapurancang inggil menunjukkan kewibawaan, sedangkan ngapurancang andhap menunjukkan posisi tahu diri akan posisinya.

Ngapurancang secara umum dipahami sebagai sikap tangan yang menunjukkan kesopanan dan menghargai lawan bicara.  Sebaliknya ada istilah bahasa Jawa "methentheng" yakni sikap tangan yang menunjukkan kemarahan dan sikap arogan terhadap lawan bicara yang dirasa lebih rendah derajatnya.  Sikap tangan "methentheng" adalah sikap tangan kedua tangan di kembangkan dengan cara ditekuk keduanya dan jari tangan menempel pada pinggang.  Dalam bahasa Indonesia sikap ini disebut berkacak pinggang.

Dalam dunia pewayangan, misal saat Gathotkaca bertemu dengan pakdhenya Prabu Baladewa raja Mandura, maka Gathotkaca tangannya akan ngapurancang sebagai wujud sikap hormatnya kepada orang tua.  Tetapi saat Gatotkaca berselisih dengan Prabu Baladewa, maka Gatotkaca tidak lagi ngapurancang tangannya , tetapi berubah menjadi "methenteng" sebuah sikap menantang kepada pakdhenya itu.  Kalau dalam pewayangan, tataran bahasa yang digunakan oleh Gatotkaca pun berubah, yang semula krama inggil berubah menjadi ngoko.

Efek Berbeda Dibandingi Oshigi Jepang

Oshigi adalah sikap yang dilakukan oleh orang Jepang dalam menghormati lawan bicara dengan cara berdiri menundukkan badan kepada orang yang dihormati dengan dalam.  Berdasar keterangan kompasioner khrizta diaz dalam artikelnya: Keunikan Sikap Bahasa Tubuh Orang Jepang (2/7/2013), oshigi atau disebutnya ojigi menyebutkan bahwa oshigi memiliki tiga level berdasarkan intensitasnya, yakni: 1) Saikerei, yaitu level yang paling tinggi badan dibungkukkan sekitar 45 derajat atau lebih. 2) Keirei, yaitu badan dibungkukkan sekitar 30-45 derajat. 3) Eshaku, yaitu membungkukkan badan sekitar 15-30 derajat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun